Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Sebuah Jejak Foto Masa Lalu

2 November 2020   15:29 Diperbarui: 2 November 2020   16:28 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Alan aku juga sedang menunggu takdir Allah yang lain untukku," kata Kinanti, masih memandang foto Diana Faria.

"Aku seakan bisa merasakan cinta Diana Faria yang sangat tulus kepadamu Alan sama seperti cintanya Daisy Listya," kata Kinanti lagi.

"Andai aku juga mencintaimu Alan namun tidak seperti cintanya Diana Faria dan Daisy Listya," kata Kinanti mulai terisak.

Mendengar ini sungguh aku terkejut dan penuh harap. Perlahan aku pegang kedua tangannya sambil aku tatap tajam wajah Kinanti.

"Kinan cinta seorang hamba Allah tidak bisa disetarakan satu dengan lainnya, karena cinta itu hanya milikNya."

"Aku hanya tidak pantas untukmu Alan!"

"Kinanti pandanglah aku!" Kinanti memandangku dengan air mata yang masih berlinang di pipinya.

"Aku sungguh mencintaimu dan beritikad untuk menjadikanmu istriku, teman hidupku. Apakah kau bersedia?"

"Alan setelah Diana tiada, cintamu itu ada dalam diri Daisy Listya. Dua wanita ini seperti hidup dalam zaman yang berbeda. Aku masih belum pantas," kembali suara Kinanti lirih. Aku memegang tangannya lebih erat lagi.

"Dengar Kinan, mereka sudah menjadi masa laluku. Masa depanku adalah Kinanti Puspitasari. Aku akan menunggumu sampai kau menganggukkan kepala untuk menerima cintaku."

"Alan benarkah kau mencintaiku?" Tanya Kinanti seolah ragu dengan apa yang aku ucapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun