Ternyata benar, baru saja sehari kami berpisah, rasa rindu untuk bertemu itu menyiksaku. Ketika malam itu Kinanti menelponku, seperti ada yang lain, aku begitu bahagia menerima teleponnya bak seorang ABG yang memang sedang menunggu telpon dari kekasihnya.
BACA JUGA : Bayangan Dosa Menghantui
"Alan sedang apa kamu?" Tanyanya.
"Aku sedang menerima telponmu," kataku bercanda. Terdengar suara Kinanti tertawa.
"Alan hari Rabu dan Kamis besok aku menghadiri Seminar Tanaman Obat di Denpasar. Rencananya mau mampir ke Surabaya." Kata Kinanti.
"Rencana yang bagus. Aku juga sebenarnya mendapat undangan Seminar tersebut tapi tidak bisa hadir namun ada temanku yang mewakili. Kalau Seminarnya di Bandung pasti aku akan hadir."
"Memang apa istimewanya Bandung?" Tanya Kinanti.
"Bandung sangat istimewa karena di sana ada wanita yang sangat aku kagumi dan cintai."
"Oh iya aku tahu. Maksudmu wanita yang sangat kau cintai dan kagumi itu adalah Ibumu ya," kata Kinanti sambil tertawa.
Aku juga tertawa mendengar jawaban Kinanti yang tak terduga itu, padahal yang kumaksud bukan hanya Ibuku tapi juga dirinya.