Aku memeriksa ponselku mungkin ada pesan atau telpon. Lima panggilan tak terjawab semuanya dari Kinanti.
Ya ketika aku tertidur rupanya Kinanti menghubungiku melalui ponsel. Apakah aku harus telpon balik? Sekarang ini sudah jam sepuluh malam.
Mungkin lebih baik besok saja. Ataukah sekarang saja karena sampai beberapa kali miscall pasti ada yang penting yang ingin dibicarakan.
Akhirnya aku mencoba menghubungi Kinanti melalui ponsel. Terdengar jawaban di seberang.Â
"Assalaamualaikum Alan! Kemana saja tadi aku telpon berapa kali, ponselmu tidak diangkat," suara Kinanti.
"Maaf Kinan ini aku baru saja bangun tidur. Tadi aku tertidur mungkin kecapaian karena siangnya sudah keliling Bandung."
"Keliling Bandung kemana saja. Tadi sepulang dari BIP terus kemana? Aku sebenarnya menunggumu di rumah. Lalu kapan kamu pulang ke Surabaya?"
"Aduh Kinan tanyanya satu satu. Seharian tadi aku keliling, ke Sekolah kita, Mesjid Salman, BIP, Gasibu, Taman Ganesha, Mesjid Istiqomah. Rencana kembali ke Surabaya besok pagi."
"Alan kenapa kamu tidak mengabariku lebih dulu kalau mau ke Bandung?" Kembali wanita cantik itu bertanya.
"Kinan. Bukan apa-apa. Sekarang aku harus bisa membatasi diri apalagi kamu sekarang sudah resmi dilamar Eko dan sebentar lagi akan menjadi istrinya."
Beberapa saat aku tidak mendengar respon Kinanti atas penjelasanku.