Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Cerita di Beranda Rumah Kinanti Puspitasari

10 September 2020   15:55 Diperbarui: 10 September 2020   17:04 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku mencoba menebak inilah Intan Permatasari. Gadis yang cantik tinggi semampai ibarat bunga sedang tumbuh ranum yang kelak menjadi rebutan kumbang di sekitarnya.

"Nah ini Intan!" Seru Kinanti sambil mengenalkannya padaku.

"Oh ini Intan, ternyata lebih cantik orangnya daripada fotonya," kataku bercanda. Intan tersenyum menawan sambil menjabat tanganku.

"Ternyata Om Alan juga ganteng lho seperti dibilang Ibu," kata Intan polos.

"Hah Ibumu bilang begitu?" Tanyaku pura-pura kaget.

"Iya Om Ibu sering cerita punya sahabat baik namanya Om Alan. Orangnya baik dan ganteng nanti suatu hari aku akan dikenalkan Ibu," kata Intan.

Maka kamipun tertawa sehingga ruang tamu itu penuh dengan canda ria. Perkenalan yang sangat mengesankan. Intan berpamitan meninggalkan kami berdua.

"Alan! Lihat. Anakku naksir kamu lho. Kamu itu masih digandrungi anak-anak ABG mangkanya aku yakin Listya itu cinta sama kamu," kata Kinanti sambil tertawa.

"Kinan. Jangan ngawur." Kataku protes dan Kinanti tertawa tergelak.

Listya, namanya terdengar lagi dalam perbincangan ini. Kinanti begitu yakin kalau Listya mencintaiku. Apakah ini harapan? 

Aku tidak akan menyimpannya di tempat yang tinggi agar nanti jika jatuh tidak bertambah sakit. Namun aku harus mengakui bahwa Listya selalu di hatiku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun