Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Cerita di Beranda Rumah Kinanti Puspitasari

10 September 2020   15:55 Diperbarui: 10 September 2020   17:04 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Beranda Rumah (Sumber Foto Dekoruma.com)

Mendengar hal itu kulihat Kinanti tertawa. Tawanya terasa ceria penuh bahagia.

"Alan menurutku, Listya itu mencintaimu seperti halnya kamu mencintainya. Aku bisa merasakan bagaimana perasaan hati seorang wanita." Kata Kinanti.

"Aku masih ingat waktu itu bagaimana tatapannya ketika kau memperkenalkanku padanya. Sebenarnya Listya sangat mengharapkanmu," kata Kinanti melanjutkan.

Aku termenung mencerna kata-kata Kinanti. Memang aku juga bisa merasakan cinta Listya. Semakin lama semakin kuat justru malah menjelang dia menikah.

Berarti yang dikatakan Amel, sahabatnya itu benar bahwa Listya menikah dengan Rizal bukan karena cinta tapi karena hutang budi orang tua Listya kepada keluarga Rizal.

Untuk memastikan hal ini aku harus bertanya kepada Listya. Nanti dulu jika itu harus dilakukan maka dibutuhkan keberanian ekstra.

Apakah aku cukup berani bertanya tentang hal yang sangat sensitif itu kepada Listya? Entahlah aku belum mau mencobanya. Namun tentang hal ini sementara tidak boleh diketahui dulu oleh Kinanti biar aku saja yang tahu.

"Hei kok malah melamun?" Suara Kinanti menyadarkanku dari lamunan sesaat itu.

"Kinan, bagaimana kalau sementara ini kita tidak bahas dulu soal Listya. Bagiku dia sudah bahagia dengan suaminya."

"Ya yang penting kamu juga tidak boleh kembali menutup diri. Buka hatimu untuk menerima cinta seseorang. Diana Faria sudah ada di masa lalu mungkin juga Daisy Listya." Kinanti berkata sambil menatapku.

"Kinan sebenarnya aku ingin jujur kalau aku masih berharap kepada Listya. Aku tidak tahu mengapa begitu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun