Kami keluar dari Ruangan Pertemuan itu setelah pengumuman kelulusan para murid. Berjalan menuju sebuah tempat yang bernama Samoja Opat yang ada di seberang jalan depan Sekolahku.
Tempat ini penuh dengan rindang pepohonan. Aku dan Intan sering datang ke tempat ini hanya untuk sekedar ngobrol santai.
Siang itu kamipun menuju ke sana hanya sekedar ingin mengukir nama-nama kami pada sebuah pohon di situ.
Intan + Hensa, demikian dua nama itu terukir di batang sebuah pohon besar. Lalu kami duduk di atas sebuah batu menghadap ke arah Sekolahku.
"Intan tahun depan kita sudah meninggalkan SMA tercinta kita ini. Kamu mau kuliah dimana?" Tanyaku.
"Hen rencanya aku ingin kuliah di Yogya. Di sana ada Om Budi, adik Ibu. Kalau Hensa rencana kuliah dimana?" Intan balik bertanya sambil memandangku.
"Aku mungkin kuliah di Bogor. Aku suka pelajaran kimia. Di sana ada Perguruan Tinggi Kimia mungkin aku kuliah di sana," kataku.
"Hensa, nanti kita berjauhan ya. Aku di Yogya dan kamu di Bogor," suara Intan pelan. Aku melihat wajah gadis ini kelihatan murung. Aku juga merasakan suasana kesedihan tergambar dalam wajah Intan.
"Aku kalau kangen gimana?" Suara Intan pelan. Aku tertegun tidak bisa bicara.
"Kita bisa berkirim surat atau telepon ya Hen!" Kembali suara Intan seperti tersekat di kerongkongan.
"Intan saat-saat seperti ini aku merasakan kesedihan. Yang aku takutkan selama ini ternyata terjadi. Kita nanti akan berpisah."