Mohon tunggu...
Henri Koreyanto
Henri Koreyanto Mohon Tunggu... Buruh - Kuli Kasar

Sedang menjalin hubungan baik dengan Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Seikat Daduk dan Sebatang Tebu

15 Desember 2024   10:27 Diperbarui: 15 Desember 2024   16:30 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ladang tebu milik pabrik gula itu sudah pasti sangat luas. Luasnya sejauh mata memandang. Karena dusun tempat tinggal Rusdi masuk dalam lingkaran ring satu, salah satu warga di dusun mendapat jatah menjadi pegawai di pabrik gula itu.

Nama warga yang beruntung itu adalah Supeng. Pasturnya tinggi, kumisnya tebal mirip Pak Raden di serial Unyil Usro. Di dusun itu Supeng dikenal seorang pria yang gagah, badannya atletis perutnya berbidang. Kata orang zaman sekarang populer dengan sebutan Sixpack.

Akan tetapi, semenjak Supeng diangkat menjadi pegawai tetap dan berdinas di bagian divisi keamanan, ia seakan lupa dengan bentuk badannya yang dulu pernah sixpack itu. Walau begitu Supeng sedikit-sedikit masih mau mengolah badan, ia sadar juga mungkin ada yang keliru dengan bentuk perutnya yang kini berubah menjadi onepack.

Di usia yang sudah tidak lagi segar, Supeng memiliki anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Satu kelas bersama Rusdi. Nama anaknya Supri. Mereka berdua akrab. Sangat kompak. Sejak berkawan Rusdi anaknya kerap mewakili sekolah menjadi kontingen perhelatan tahunan lomba cerdas cermat.

Suatu sore, ketika Rusdi sedang asyik santai di sebuah gubuk bambu dekat ladang tebu Supeng menghampiri. Mereka saling bercakap-cakap.

"Eih... Santai Kali kau Rus!"

"Santailah, Pak."

"Banyak kali rumput kau tebas."

"Kambing satu ekor, tapi soal makan, kuatnya minta ampun."

"Sudah kubilang ke ayah kau itu, aku takut kambing yang kau punya itu jangan-jangan, Rus, kambing jadi-jadian."

"Eiihh... Ada lagi baru Bapak nih bisa-bisanya mengarang cerita."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun