Mohon tunggu...
Henri Koreyanto
Henri Koreyanto Mohon Tunggu... Kuli Kasar

Sedang menjalin hubungan baik dengan Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Detik-Detik Terakhir yang Berulang

13 Desember 2024   08:24 Diperbarui: 8 Januari 2025   12:03 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siang itu pemandangan kampus tak begitu ramai. Hanya beberapa fotocopy dan loket jual alat tulis yang masih buka. Semilir angin menghantam mukaku. Sejuk sekali udara hari ini. Berbeda sekali dengan di kosku tadi. Kulihat jam di tangan menunjukan angka sebelas. Aku berlari kecil menuju tangga ke lantai dua tempat di mana ruang sahabat karibku berada. Sesaat kulihat dari bingkai daun pintu yang terbuka Roni dan Pak Saipul menyandarkan diri di antara daun jendela kaca sepertinya mereka sedang mengobrol serius. Roni manggut-manggut memperhatikan.

Tiba-tiba Pak Saipul menoleh, "Eh! Sini Mas."

Aku bergegas masuk, kuraih tangannya dan kutempelkan pada kening sesaat. Roni mengulurkan tangan ke arah Pak Saipul, isyarat kalau Pak Saipul mau berbicara penting.

"Mas! Saya sudah dengar Roni cerita. Masalahnya, satu minggu lagi jadwal kuliah mulai aktif. Seharusnya dari awal sampean cerita ke Roni perihal itu supaya urusan tidak runyam!"

"Iya Pak, maaf Pak." Jawabku menunduk.

"Waktu sudah mepet. Nanti kalian berdua ngobrol." Ujar Pak Saipul sembari meraih tas laptopnya dan bergegas pamit. "Ron! Saya harus segera pulang nanti jam dua ada penerbangan."

"Siap Pak!!!" balas Roni keras.

Seketika ruangan berubah sunyi menyisakan aku dan Roni saling diam berdiri.

"Bro..." Sapa Roni memecah kesunyian dan mengulungkan sebuah blanko dilengkapi tanda tangan yang bagiku tidak asing.

Aku menerima blanko itu setengah percaya setengah tidak. Aku lalu bertanya.

"Penerbangan...?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun