Mohon tunggu...
Henri Koreyanto
Henri Koreyanto Mohon Tunggu... Buruh - Kuli Kasar

Sedang menjalin hubungan baik dengan Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Tanda Tangan

13 Desember 2024   08:24 Diperbarui: 14 Desember 2024   17:00 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Cukup kau kerjakan malam hari. Dan saat pagi tiba kau bisa kuliah kembali." Terang Roni sembari menunjukkan gerobak kopi yang sudah berdiri gagah di galeri foto ponsel pintar miliknya.

Butuh modal yang tidak sedikit untuk sebuah gerobak minimalis seperti itu. Aku lalu bertanya. "Kau melibatkan Pak Saipul?"

Sesaat aku mendengar tarikan napas yang dalam lalu menjawab. "Aku hanya berkeluh kesah, tetapi ia malah menawarkan gerobak itu."

"Tentu ini tidak gratis!!"

"Menurutmu enam bulan cukup kan untuk bisa balik modal?"

Aku mengangguk.

Tak terhitung berapa jumlah kebaikan Pak Saipul mengalir kepada kami berdua. Mungkin juga kepada mahasiswa yang lain. Pak Saipul adalah dosen di kampus kami yang kebetulan mengajar mata kuliah kewirausahaan. Roni dan Pak Saipul punya ketertarikan yang sama yaitu soal buku.

Pernah Suatu ketika aku terlibat megaproyek yang dipelopori Roni di desa kami yaitu mendirikan sebuah perpustakaan mini. Awal mula memang mini, tetapi karena sambutan dari warga desa sangat antusias perpustakaan semakin besar. Bangunannya bergandengan dengan gedung SD di desa kami. Roni yang memasok buku-buku itu. Mulai dari koran Kompas, Jawa Pos, aneka majalah, komik, novel, hingga buku bertema perikanan, perkebunan, dan pertanian.

Setiap satu bulan sekali, aku pulang pergi dari desa tempat tinggalku menuju kota tempat Roni kos hanya untuk menjemput buku-buku yang sudah dibungkus rapi untuk khazanah rak buku di perpustakaan desa kami. Semenjak saat itu, timbul keinginanku untuk ikut masuk kampus ambil jurusan yang berkaitan dengan pertanian. Aku rasa belum terlambat walau sudah satu tahun aku lulus dari bangku SMA.

Suatu sore selepas dari kampus Roni berkunjung ke sebuah toko buku bekas langganannya. Roni mengira penjual di toko buku bekas langganannya itu adalah pemilik toko asli. Akan tetapi, tiba-tiba saja Roni terkejut seorang pria paruh baya datang. Ia adalah Pak Saipul. Saat ia datang, Si Penjual tiba-tiba menunduk lalu meraih dan menyalami tangan Pak Saipul. Sejak saat itu Roni tahu Pak Saipul adalah pemilik toko buku bekas yang sebenarnya. Dan sejak pertemuan itu pula mereka berdua semakin akrab.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun