Mohon tunggu...
Hastuti Ishere
Hastuti Ishere Mohon Tunggu... Administrasi - hamba Allah di bumiNya

Manusia biasa yang senang belajar dan merantau. Alumni IPB yang pernah menempuh pendidikan di negeri Kilimanjaro. Bukan petualang, hanya senang menggelandang di bumi Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Hari Pahlawan] Mutiara Kartini dalam Jelaga

10 November 2013   09:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:22 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Aku lagi pengen makan lele tepung.” kata gadis berjilbab kuning itu sambil tersenyum.

“Ya udah deh.” jawab Hani sambil cemberut.

“Kutunggu di sana ya.”

Hani hanya diam sambil menatap temannya menjauh perlahan. Hanya sepuluh meter jarak warung itu dari tempat Hani berdiri. Setelah menunggu pesanan burgernya sendirian dengan bosan, tak sampai sepuluh menit, pesanannya siap. Meski tak mendapatkan menu idamannya, sebuah beef burger standar pun jadilah.

Pesanan siap, uang kembalian didapat, Hani pun langsung menuju warung pecel lele. Dilihatnya sang teman sedang memilih menu sebelum membubuhkan tanda centang pada menu yang diinginkan. Sayang tak tertera daftar harganya sekalian, Hani berkomentar dalam hati. Alih-alih sekadar menemani, niat awal Hani buyar seketika. Ia tergiur dan ikut memesan. Gadis itu mengubah angka 1 menjadi angka 2 pada kolom pecel lele dan menulis lagi angka 1 di kolom es jeruk.

“Itu burger mau buat kapan jadinya?” tanya si gadis sambil tersenyum.

“Buat sahur. Kalo nggak ya buat sarapan. Kalo masih laper ya buat cemilan tengah malem.” Hani terkekeh. Gadis itu tersenyum lagi. Hani cuek seandainya temannya itu sedang menertawainya meski dalam hati. Gue kan cuma sekali-kali jadi tukang makan, kata Hani dalam hati sekedar mengingatkan dirinya sendiri.

Sambil menunggu pesanan datang, keduanya membisu sejenak, sibuk dengan ponsel pintar masing-masing. Agak lebih lama daripada menunggu pesanan burger, dua piring lele kremes beserta lalap dan sambal pun disajikan. Segelas teh tawar dan es jeruk mengikuti.

“Mbak, Jakarta itu memang bisa bikin orang berubah banyak, ya?” kata Hani sambil memisahkan daun kemangi dari batangnya.

Si gadis mengalihkan pandang sesaat dari piringnya.

“Maksudnya, Han?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun