“Untung cuma satu yang bilang begitu. Hahahah.”
Tawa kembali berhamburan. Acara makan-makan dan ngobrol-ngobrol pun dipungkasi seiring dengan gelas-gelas bersedotan yang kosong. Tangan-tangan kotor dibersihkan dengan semangkuk kecil air kobokan.
“Udah yuk, Mbak.”
Seusai membayar, Hani mengikuti langkah perempuan yang umurnya lima tahun di atasnya itu ke pinggir trotoar. Itu pertama kalinya Hani makan di sana. Tak memuaskan sepenuhnya bagi Hani. Ia puas dengan lele kremes yang menurutnya kurang besar tapi rasanya cukup enak. Ia puas bisa request sambal tanpa keluhan apalagi raut muka tak rela sang pramusaji. Tapi ia masih belum rela sepenuhnya dengan harga tiga belas ribu rupiah untuk seporsi pecel lele.
Sesampainya di kamar, Hani merebahkan tubuhnya di kasur. Langit-langit yang penuh noda cokelat akibat bocoran air hujan yang tertahan menjadi layar ingatannya. Beberapa menit kemudian, Hani meraih ponselnya.
Kagum dan takzimku untuk para perempuan yg mendahulukan rezeki org lain ketimbang dirinya. Giliranmu akan datang teman. RA Kartini pasti kagum padamu.
Hani masih berselancar lewat mobile browser-nya. Beralih dari satu tab ke tab yang lain sebelum kembali melongok laman Facebook. Ditekannya ikon refresh. Fanny Iranda dan Harun Sandriawan memberikan tanda 'like' di status terakhir Facebook-nya.
Mudah-mudahan dia nggak sadar, Hani berdoa dalam hati sebelum memutus koneksi internet. Gadis itu kemudian menaruh ponselnya di samping bantal lalu menutup matanya. Lampu kamar dan kipas angin yang menyala perlahan menghilang dari alam sadar seorang Hani.
Jakarta, 10-11-2013
Salam PerantauPembelajarPenikmatHidup
Catatan (a.k.a pesan sponsor): Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community dengan judul : Inilah Perhelatan & Hasil Karya Peserta Fiksi hari Pahlawan. Cantumkan link akun Fiksiana Community tersebut di setiap karya Anda. Silahkan bergabung di FB Fiksiana Community.