Simbok tertawa. Gigi gerahamnya yang ompong terlihat.
"Kenapa dia bawa rombongan? Kamu kan anak majikan. Dia juga sudah tidak bekerja lagi."
"Dia bilang aku ini sudah jadi anaknya. Waktu aku lulus sidang skripsi, dia melakukan syukuran dan mengundang orang satu kampung."
"Kamu tidak malu kalau dia datang dengan orang kampung yang berombongan?"
Aku terdiam. Aku sendiri tidak tahu apa yang akan aku rasakan nanti. Namun, rasanya pasti akan lebih menyenangkan dibandingkan wisuda sebelumnya. Hanya kurir yang mengantar dua buket bunga; dari Papi dan Tante Clara---istri muda Papi.
"Nanti kalau orang-orang ngomongin kamu anak kampung, bagaimana?"
"Tidak apa-apa."
"Teman-temanmu?"
"Aku kan tidak punya."
"Felisha?"
"Ah, dia menumpang nama untuk laporan saat bertugas di departemen obgyn."