Aku tersenyum. "Belum lama, baru setengah jam yang lalu."
"Bagaimana dengan praktikmu? Lancar?"
"Alhamdulillah. Nenek apa kabar?"
"Ya begini-begini saja. Menua bersama yang lainnya."
"Nenek tidak makan permen lagi, kan?"
"Tidak, aku takut mati. Kasihan perawat di sini, banyak susah karena aku. Ah, bagaimana dengan program beasiswa yang kau daftar waktu itu?"
"Aku dapat panggilan wawancara, tapi hasilnya belum keluar."
"Kau pasti diterima. Tapi aku jadi khawatir."
"Kenapa?"
"Nanti siapa lagi yang akan mengunjungi kami di sini? Anakku ada tiga dan yang bungsu tidak mau merawatku yang sakit-sakitan ini. Anak sulungku takut istri. Anak tengahku yang mengirim aku ke sini. Siapa lagi yang akan mengunjungi kami di sini?"
Aku tidak bisa memberi jawaban apa-apa. Setahun mengenal para orang tua di sini, aku sadar bahwa tidak ada hal dapat menghibur mereka lewat kata-kata.