Mohon tunggu...
Haposan Lumbantoruan
Haposan Lumbantoruan Mohon Tunggu... Freelancer - Pessenger

Pemula yang memulai hobi dengan membaca buku dan koleksi buku, menulis, sepakbola dan futsal, musik, touring dan traveling serta suka (doakan) kamu:)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Misteri Kepribadian Manusia: Antara Tampak dan Tak Tampak

4 Juni 2024   13:53 Diperbarui: 4 Juni 2024   14:01 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi misteri kepribadian manusia: antara tampak dan tak tampak. (Sumber gambar: Pexels.com/Atypeek Dgn)

Marx menjelaskan bahwa sistem hak milik pribadi tidak boleh dinilai semata-mata negatif. Hak milik pribadi adalah akibat yang tidak dapat dihindari dalam sejarah.

Dalam sejarah, umat manusia mengalami tiga tahap perkembangan: Pertama, tahap masyarakat purba, sebelum ada pembagian kerja atau semua dilakukan bersama-sama.

Kedua, tahap pembagian kerja sekaligus tahap hak milik pribadi dan tahap keterasingan.

Ketiga, tahap kebebasan, yaitu apabila hak milik pribadi sudah dihapus. Hak milik pribadi memacu manusia untuk terus-menerus mengembangkan kebudayaannya.

Misalnya, kelas atas yang memaksa bahkan menindas rakyat untuk membangun jalan raya Anyer-Panarukan, Kaisar yang menindas rakyat untuk membangun tembok pertahanan raksasa di Cina, dan sebagainya. Itu semua demi kebutuhan-kebutuhan jangka panjang.

Menurut Marx, komunisme adalah solusi atas masalah keterasingan manusia dengan alam dan dengan sesamanya. Komunisme memampukan manusia untuk merealisasikan diri secara bebas dan universal.

Manusia Sebagai Makhluk Sosial 

Sebagai seorang materialis, Marx melihat kodrat material manusia dan ketergantungannya pada lingkungan untuk hidup sebagai faktum fundamental.

Marx menyadari bahwa spesies manusia adalah sungguh suatu spesies sosial. Jika Sartre melihat manusia sebagai individu yang self-sufficient, yang secara utuh bertanggung jawab untuk dirinya sendiri, Marx tidak mengakuinya dan menganggapnya nonsense dan tanpa isi sebab menurutnya manusia yang mempunyai kodrat material selalu hidup dengan manusia lain dan bergantung pada lingkungan.

Lihatlah di sekitar Anda. Ada rumah di mana-mana dengan aliran listrik dan pelbagai alat pemanas dan pendingin. Ada mobil, sepeda motor, kereta, pesawat terbang, truk; ada pertokoan yang penuh dengan persediaan barang dan makanan; ada rumah sakit, sekolah, industri dan pabrik.

Singkatnya, hidup kita jauh dari gua-gua, seperti para nenek moyang kita dahulu, dan memang sudah sangat berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun