Mohon tunggu...
Haposan Lumbantoruan
Haposan Lumbantoruan Mohon Tunggu... Freelancer - Pessenger

Pemula yang memulai hobi dengan membaca buku dan koleksi buku, menulis, sepakbola dan futsal, musik, touring dan traveling serta suka (doakan) kamu:)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sang Pelopor di Tanah Papua, C.W. Ottow dan J.G. Geissler Namanya

29 Mei 2024   22:33 Diperbarui: 29 Mei 2024   22:55 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Misalnya, dengan dimusnahkannya unsur-unsur budaya sehubungan dengan penerimaan Injil oleh suatu kelompok sosial, tanpa disadari atau tidak, lama-kelamaan menggoncangkan seluruh sistem masyarakat, yang dipegang teguh dan yang telah berurat dan berakar.

Ottow dan Geissler mengamati dan mencatat apa yang mereka temukan itu di sana. Dengan pola pendekatan adaptasi, yaitu dengan metode yang di dalam Antropologi budaya "observasi dan partisipasi" dengan pola pendekatan tersebut Ottow dan Geissler mengerti kebudayaan, adat, perilaku hidup penduduk setempat yang dikabari Injil.

Tahun 1856, telah dimulai untuk pertama kali kebaktian hari Minggu dalam bahasa melayu yang dilakukan dua kali, pagi dan sore. Tahun 1857 mereka berhasil menyusun sebuah buku nyanyian dalam bahasa Numfor.

Dengan karangan buku nyanyian tersebut menunjukkan suatu prestasi di bidang bahasa.

Juga demikian terjemahan Alkitab dimulai: Kitab Injil Matius, Markus, buku Katekismus, dan kamus berbahasa Nufor.

Disamping itu pendidikan pun dimulai, sekolah Zending pertama dimulai di Mansinam (1857). Kemudian disusul sekolah Zending kedua di Kwawi.

Tahun 1867 sekolah Zending ketiga dibuka di Meoswar dan dua tahun berikutnya 1869 satu sekolah lagi dibuka di Andai.

Dengan demikian beberapa daerah tertentu dibuka sekolah-sekolah Zending bersama dengan pembukaan pos-pos PI yang baru antara lain pembukaan sekolah di Maomi-Ransiki (1874), di pulau Roon (1883), dan pada tahun 1897 di buka satu sekolah khusus untuk anak-anak pedalaman dari suku Hatam dan Meyach di Ambang Manokwari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun