Standar kebahagiaan islam adalah ridho Allah berbeda dengan sistem sekulerisme kapitalisme dan sosialisme komunisme yang standar mereka adalah materi semata.
Seperti yang kita ketahui bahwa paham feminisme ini bertujuan untuk membela hak-hak wanita tetapi bisa kita lihat dari tulisan-tulisan sebelumnya bahwa paham feminisme ini malah membuat wanita semakin jauh dari fitrah dan kodratnya.
Mereka dituntut untuk bisa setara dengan kaum pria dan yang dijadikan standar mereka adalah harta, tahta dan kesenangan duniawi lainnya. Berbeda dengan islam yang menempatkan pria dan wanita dalam tempat yang berbeda sehingga mereka dapat berlomba-lomba dalam kebaikan di dalamnya dan mendapatkan pahala yang berbeda tapi setara secara nilai.
Pria dan wanita bisa berkolaborasi dalam meraih kemuliaan di sisi Allah sesuai dengan fitrah dan usaha mereka dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Allah karena islam sadar bahwa pria dan wanita mempunyai fitrah yang berbeda.
Rasullullah bersabda "jika seorang wanita selalu menjaga shalatnya 5 waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kehormatannya sebagaimana syariat mengaturnya, dan taat kepada suaminya. Maka, dikatakan kepada wanita, "masuklah ke surga melalui pintu manapun yang kalian inginkan" (HR AHMAD)
Bagaimana cara islam memuliakan wanita? Yaitu islam memberikan ruang sesuai dengan fitrahnya dan bukan memaksa wanita untuk beraktivitas yang bertentangan dengan fitrahnya.
Islam datang dari Allah yang Maha Tahu maka islam paham betul kemampuan dan keahlian mereka sesuai dengan fitrahnya. Dalam islam apabila wanita bertakwa kepada Allah maka ia diibaratkan sebagai perhiasan dunia dan tidak hanya itu, wanita dipandang sebagai seorang yang istimewa karena dari rahimnya lahir generasi-generasi pemimpin yang mencetak peradaban dan dari wanita lah generasi tersebut mengarahkan kemana peradaban ini akan dibawa.
Ada sebuah kutipan menarik yang menyatakan bahwa, wanita yang mendidik seorang anak laki-laki mungkin ia sedang melahirkan seorang pemimpin, sedangkan wanita yang melahirkan dan mendidik seorang anak perempuan, maka ia sedang mendidik sebuah peradaban.
Aturan-aturan yang diberikan Allah bukan sebagai bentuk penindasan dan pengekangan yang dituduhkan oleh musuh-musuh islam. Islam menjaga wanita dengan aturan-aturan yang memuliakan mereka sehingga mereka selalu terjaga akhlak dan kehormatannya.
Islam menjaga wanita dari sejak dini. Saat wanita menjadi seorang anak, islam memerintahkan kepada orang tua nya untuk mengasuh, memberikan pendidikan yang baik dan mendidik ia menjadi seorang yang sholihah yang menjaga izzah dan iffah nya yang kemudian menjadi kunci pintu surga untuk orang tuanya. Kemudian saat ia menjadi wanita dewasa dan menikah, kemudian menjadi seorang ibu maka ia menjadi penyempurnya separuh agama untuk suaminya bahkan dalam islam derajat seorang ibu 3x lebih tinggi dari sang ayah.
Lantas timbul pertanyaan di benak kaum feminis mengapa islam harus membatasi aurat perbedaan-perbedaan antara pria dan wanita?
- Perintah menutup aurat bukan untuk membatasi gerak perempuan dan menindas mereka tetapi agar mereka terjaga layaknya perhiasan yang kita tau sendiri perhiasan itu selalu ditutup dan tidak gampang disentuh oleh sembarang orang. Dan agar mereka aman sehingga terhindar dari banyaknya kasus pelecehan seksual sekarang.
- Islam yang menganjurkan wanita untuk betah di rumahnya bukan berarti islam membatasi wanita tetapi memuliakan. Tugas wanita bukan hanya melahirkan, mengasuh anaknya dan memuaskan nasfu kaum pria. Karena jika tugas wanita seperti itu tentu induk gajah juga bisa.
- Islam juga melarang menyakiti istri
- Dalam berumah tangga seorang suami harus bersikap baik dan mengasihi istrinya. Adapun adab-adab nya dalam mendidik istri ketika istri keliru yaitu:
- Suami harus memberikan nasihat yang baik terhadap istrinya tetapi dengan cara yang ma'ruf
- Jika istri masih dalam keadaan nusyuz ( membangkang) maka suami harus berpisah ranjang
- Jika masih belum sadar maka dipukul dengan catatan pukulan yang tidak di wajah dan tidak membekas. Jadi lebih membekas di hati dan memiliki kesan yang dapat menyadarkannya
- Walaupun syariat membolehkan memukul tetapi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassalam dengan akhlaknya yang sempurna tidak pernah memukul istrinya.
- Poligami
- Poligami adalah salah satu syariat islam yang memberikan kebaikan saat dilaksanakan dengan benar dan sesuai syariat. Dan poligami bisa menjadi solusi jika istri tidak bisa menjalankan kewajiban karna masalah kesehatan atau ketika banyak wanita yang belum menikah dan ingin mempunyai rumah tangga. Syariat pun tidak memaksa kan setiap pria untuk berpoligami. Islam juga mengatur poligami ini dengan sangat detail sehingga lelaki beriman yang kemampuannya lemah maka akan berpikir ribuan kali untuk berpoligami sebab tidak ingin mendapat fitnah dan murka Allah. Sebelum berpoligami islam juga memerhatikan hak-hak seorang istri yang harus dipenuhi secara adil.
- Talaq
- Dalam permasalahan pria bisa berdebat dengan logika dan kata-kata dalam otak kiri dan berganti ke solusi dalam otak kanan dan tidak menjadi emosional dahulu. Berbeda dengan wanita yang emosionalnya spontan karena saat ada masalah wanita lebih mengedepankan perasaannya. Oleh karena itu islam mengatur bahwa hak mengucapkan talaq adalah suami bukan kepada istri agar dalam rumah tangga kata talaq tidak mudah dikatakan.
- Persaksian
- Mengapa saksi wanita harus 2 orang? Karena Rasulullah menjelaskan bahwa wanita memiliki kekurangan akal dan agama. Maksudnya dari kekurangan akal yaitu dari segi ingatan, wanita lebih lemah dibanding kaum pria maka dari itu kesaksian nya harus diperkuat oleh wanita lainnya. Kemudian maksud dari kekurangan agama adalah saat wanita haid dan nifas ia meninggalkan shalat dan puasa dan tidak mengganti shalatnya saat ia haid tetapi kekurangan tersebut tidak menjadikan ia berdosa karena hal itu sudah menjadi aturan dari Allah.\
- Pemimpin
- Kembali lagi ke penjelasan sebelumnya bahwa Allah menciptakan fitrah wanita sebagai makhluk yang lemah lembut dalam bertindak dan mengedepankan perasaannya. Sedangkan pria Allah ciptakan dengan fisik yang lebih kuat dari wanita dan akal yang lebih kokoh. Kemudian saat terjadi masalah di tengah-tengah umat maka masalah tersebut tidak bisa diputuskan dengan perasaan melainkan harus dengan pemikiran yang kuat, cepat dan tangkas. Dan ketika ada tekanan-tekanan dalam pemerintahan maka islam memberikan kehormatan bagi pria untuk menanggungnya. Tetapi wanita tetap bisa berperan di masyarakat walaupun bukan menjadi penguasa. Misal menjadi hakim atau kepala kelurahan.
- Warisan
- Suami mendapatkan warisan yang lebih besar dari istri karena ia mempunyai tanggung jawab untuk menafkahi anak dan istrinya. Sedangkan istri mendapatkan warisan untuk dirinya sendiri dan tidak punya tanggung jawab untuk menafkahi keluarganya.