Mohon tunggu...
Hanifah Tarisa
Hanifah Tarisa Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Maraknya Tren Feminisme di Kalangan Milenial

24 Oktober 2019   15:01 Diperbarui: 26 Oktober 2019   03:06 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Feminisme adalah sebuah gerakan dari kaum wanita atau pria untuk menghapuskan perilaku bias gender dan menyamaratakan antara pria dan wanita. Tuntutannya sederhana.. kalau pria boleh wanita juga boleh. Kalau pria bisa, wanita juga harus bisa. Pria dan wanita seharusnya punya hak yang sama.

Feminisme pertama kali ditemukan pada awal abad ke-19 oleh seorang sosialis berkebangsaan Perancis, yaitu Charles Fourier. Terdapat perbedaan pendapat antara ilmuan tentang sejarah munculnya istilah feminisme.

Feminisme berasal dari bahasa latin Femina (wanita). Hamid Fahmy Zarkasi mengutip pendapat Ruth Tucker dan Walter I. Liefeld dalam buku mereka yang berjudul Daughter of the Church yang menyatakan bahwa kata istilah feminis berasal dari kata fe atau fides dan minus yang artinya kurang iman (less in faith). Tokoh yang berperan dalam gerakan Feminisme disebut feminis.

Gerakan feminisme ini terbentuk dari kesadaran bahwa wanita ditindas dan di eksploitasi. Feminisme juga sering disebut sebagai kesadaran akan eksploitasi dan penindasan wanita, baik itu dalam keluarga, lingkungan kerja, maupun dalam lingkungan masyarakat. Dari sisi sejarah, bisa dikatakan bahwa feminisme ini awalnya lahir akibat frustasi dan dendam terhadap sejarah (barat) yang dianggap tidak memihak kaum wanita.

Di Indonesia sendiri, pada masa orde baru, kaum feminis mulai menunjukkan jati dirinya. Mereka mulai mengabaikan hasil kongres Perempuan 1938 di Bandung yang menetapkan tanggal 22 Desember sebagai hari Ibu.

Alih alih memperingatinya, mereka lebih memilih merayakan Hari Perempuan Sedunia yang diperingati setiap tanggal 8 Maret dan mulai menggagas gerakan penolakan terhadap domestikasi peran perempuan sebagai ibu rumah tangga yang mereka anggap mempersempit ruang gerak perempuan.

Di masa sekarang khususnya di Indonesia banyak perempuan yang mulai gencar mengadakan aksi aksi feminisme mulai dari aksi Gerwani yang tujuannya mengagendakan perjuangan perempuan untuk mendapat hak setara dalam perkara tanah, mendapatkan kesempatan serupa laki-laki dalam pekerjaan, serta mendapat hak menduduki jabatan politik, sampai aksi women's march yang diperingati setiap tanggal 8 maret.

Lantas apa penyebab masalah dibalik semua ini? Mengapa banyak wanita yang begitu gencar mempromosikan feminisme? Mengapa wanita harus setara dengan pria?

Di masa kini, wanita memiliki kebebasan untuk menentukan hidupnya. Lebih khawatir tidak bisa bekerja daripada tidak bisa memasak dan mengurus tempat tinggalnya. Wanita yang menghasilkan banyak uang dianggap lebih terhormat daripada wanita yang berdiam di rumah mengurus anak-anaknya. Dan kebanyakan orang berpikir menjadi wanita karir itu keren. 

Pikiran ini tidak hanya jadi stereotipnya para orang tua tapi juga sudah mendarah daging di benak millenial zaman sekarang. Stereotip ini telah membuat para muslimah kesulitan untuk berfikir apakah menjadi ibu rumah tangga adalah suatu hal yang kolot? Jadi dari mana ide feminisme ini bermula?

Ternyata akar penyebab mengapa begitu banyak wanita yang memperjuangkan feminisme berawal dari sejarah kelam kaum wanita zaman dahulu yang penuh dengan penindasan.

Apa buktinya? Di Yunani tugas wanita hanya menjadi pemuas kaum pria mereka hanya melahirkan dan menjaga anak selayaknya baby sitter saja. Di Arab, perlakuan Arab jahiliyah zaman dulu juga tak jauh berbeda dengan Yunani yang menjadi kan wanita hanya sebagai pemuas kaum pria.

Bahkan di zaman itu perempuan dianggap aib bagi keluarga sehingga ketika lahir anak perempuan maka mereka tidak segan-segan untuk menguburnya hidup-hidup. Di Cina, kaum wanita juga mendapat perlakuan yang tidak wajar mereka dijual sebagai budak kepada keluarga kaya atau bahkan malah diperbudak oleh keluarganya sendiri.

Dapat kita lihat bagaimana dulu peradaban menempatkan wanita pada posisi yang rendah. Kedudukan wanita tidak jauh dari penghinaan, perbudakan dan sebagai "pemuas kaum pria"

Alasan-alasan yang dikemukakan di atas itulah yang melandasi banyaknya kaum wanita yang memperjuangkan feminisme. Mereka ingin mengatakan bahwa keberadaan wanita bukan hanya sebagai pemuas pria, namun wanita juga bisa bekerja dan beraktivitas seperti pria. Tetapi yang jadi pertanyaan saya apakah hal itu adalah sebuah solusi atau musibah yang sama buruknya?

Di sisi lain, feminis memandang bahwa aturan islam dianggap tidak sesuai dan mengekang kaum wanita. Mengapa? Di dalam islam ada beberapa perbedaan hak dan kewajiban antara pria dan wanita. Perbedaan tersebut merupakan bentuk penindasan wanita serta ketidakadilan, karena mereka menganggap pria selalu diutamakan.

Lantas perbedaan-perbedaan apa yang dimaksud?

* Batasan aurat

Di dalam islam wanita diwajibkan untuk menutup seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan. Wanita juga dianjurkan lebih banyak di dalam rumah. Feminis sangat keberatan dengan hal ini karna ini suatu bentuk pemaksaan, karena dengan aturan tersebut wanita tidak bisa bebas beraktivitas di kehidupannya sehari-hari

* Rumah Tangga

Hanya prialah yang boleh memukul wanita, sedangkan wanita dilarang memukul (pria) suami. Karena wanita diwajibkan untuk tunduk kepada suaminya dalam segala kondisi. Tertulis dalam Al-Qur'an surah An-Nisa ayat 34 yang artinya:

"Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. "

* Poligami

Nikahilah wanita-wanita (lain) yang kalian senangi masing-masing dua, tiga, atau empat-kemudian jika kalian takut tidak akan dapat berlaku adil, kawinilah seorang saja-atau kawinilah budak-budak yang kalian miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat pada tindakan tidak berbuat aniaya (QS An-Nisa :3)

* Talaq

Hanya pria yang berhak menceraikan wanita baik dengan perkataan atau melalui proses hukum. Yaitu ketika lelaki sudah menjatuhkan kata "talaq" ke tiga kalinya maka saat itu juga ikatan suami dan istri sudah terputus. Wanita tidak mempunyai hak untuk menggugatnya.

* Persaksian

Suatu persaksian dianggap valid jika disaksikan hanya dengan satu pria. Namun jika wanita saksinya harus dua. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 282 yang artinya:

"Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi laki-laki di antara kamu. Jika tidak ada (saksi) dua orang laki-laki, maka (boleh) seorang laki-laki dan dua orang perempuan di antara orang-orang yang kamu sukai dari para saksi (yang ada), agar jika yang seorang lupa maka yang seorang lagi mengingatkannya. "

* Pemimpin

Dalam politik islam, pemimpin haruslah pria. Wanita tidak boleh diangkat menjadi pemimpin.

* Warisan

Perempuan selalu mendapat 1/3 bagian sedangkan laki-laki mendapatkan 2/3 bagian.

Itulah dalil-dalil mengapa kaum feminis sangat tidak suka dengan aturan islam yang menurut mereka mengekang. Kemudian apa hasil dari paham feminis ini yang terus di promosikan hingga sekarang?

* Bebas tanpa batas

Perempuan bebas melakukan apapun terhadap dirinya atau tubuhnya. Tidak boleh ada yang mengatur mereka. Mereka selalu menggaungkan slogan "Tubuhku adalah otoritasku"

* Materi menjadi standar kebahagian

Kaum feminis selalu bercita-cita menjadi wanita karir yang harus lebih sukses dibanding pria. Mereka harus bisa mandiri dalam segi apapun. Padahal wanita tidak boleh mengungguli pria dalam hal ini karena sudah keluar dari fitrahnya. Definisi sukses menurut mereka adalah soal cantik, kaya dan tenar. Mereka beranggapan bahwa wanita yang mengurusi dapur dan keluarganya adalah wanita yang kuno. Karena menurut mereka buat apa pendidikan tinggi-tinggi jika ujung-ujungnya menjadi ibu yang hanya mendekam di rumah

* Bersaing terhadap lawan gendernya

Mereka harus bisa melakukan apapun yang dilakukan oleh pria tidak peduli itu bukan fitrah nya sebagai perempuan. Misal ketika pria menjadi pemimpin maka wanita pun juga harus bisa.

Lantas apa efeknya jika wanita sudah berpikiran seperti itu padahal kodrat, tubuh dan fitrahnya sudah berbeda dengan pria?

* Broken Home

Akibat feminis fitrah ayah dan ibu berbeda dalam rumah tangga. Fungsi keluarga tidak berjalan semestinya karena wanita ingin bekerja juga sehingga anak pun terbengkalai dan di urus oleh pengasuh nya. Ketika ibu bekerja dan mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi dari suaminya maka itulah yang kebanyakan menjadi alasan timbulnya perceraian karena wanita feminis menganggap bahwa ia bisa menghidupi dirinya sendiri dengan hasil kerja kerasnya tanpa campur tangan suami.

* Free Sex

Banyak kaum feminis yang berpikir bahwa pernikahan sebagai bentuk penindasan karna mereka harus tunduk terhadap suami. Dan mereka juga trauma terhadap pernikahan yang tidak harmonis. Jadi kebanyakan dari mereka lebih memilih melajang daripada menikah.

Namun, setiap manusia mempunyai gharizah nau (naluri untuk berkasih sayang atau menghasilkan keturunan) yang membuat mereka merasa terdesak jika nalurinya tidak dipenuhi. Disinilah kaum feminis melampiaskannya dengan sex bebas. Namun adakala nya mereka "kebablasan" dalam melakukan sex bebas tersebut sehingga tanpa sadar tumbuh janin dalam tubuh mereka. Sebagian berfikir untuk membesarkannya namun sebagian besar memilih jalan aborsi

* Aborsi

Sebagai seorang perempuan pasti dalam dirinya ada naluri kasih sayang kepada anaknya. Namun hal itu ditutup dan dikubur rapat-rapat dalam hatinya karna perasaan malu kepada manusia. Entah sudah berapa juta janin tak berdosa yang dibunuh oleh ayah dan ibunya sendiri. Mereka hanya memikirkan kenikmatan nafsu tanpa memperdulikan akibat buruknya

* LGBT

Saat seorang wanita tersakiti atas perlakuan pria dan mereka pun merasa kecewa, sebagian dari mereka lebih memilih menjalin hubungan terhadap sesama jenisnya karena dianggap bisa saling mengerti. Tidak cukup menjalin hubungan sesama jenis mereka menjadi transgender atau mengubah jenis kelamin supaya dapat serupa dengan pria. Mereka melakukan ini atas nama HAM dan selama perbuatan mereka tidak mengganggu publik maka sah-sah saja

* Eksploitasi wanita

Di masa sekarang banyak wanita yang menjadi objek dari suatu produk yang diperjualbelikan sehingga tubuh mereka menjadi konsumsi publik dengan pakaian yang minim bahan, tubuh yang langsing dan wajah yang cantik. Munculnya kontes-kontes kecantikan yang syarat utamanya adalah hal-hal fisik karena dasarnya tubuh wanita menarik untuk dipandang dan menjadi tontonan

Gerakan feminis juga marak kita temui di media sosial contohnya banyak nya kita temui akun-akun yang tanpa kita sadari menyuarakan gerakan feminisme. Apa saja? Misal slogan-slogan "tubuhku otoritasku" , "aurat gue bukan urusan lo" , "selangkanganku bukan urusan negara" , " no racism, no sexism, no homophobia" dan banyak juga kita temui meme-meme yang tanpa kita sadari menyuarakan tentang paham feminisme.

Lalu bagaimana islam mengatur kedudukan pria dan wanita?

Islam datang membawa kemuliaan bagi seluruh umat termasuk mengangkat derajat wanita yang sebelumnya direndahkan oleh peradaban terdahulu sebelum ada nya islam. Islam datang dengan keadilannya yang memuliakan wanita sesuai dengan fitrahnya.

Standar kebahagiaan islam adalah ridho Allah berbeda dengan sistem sekulerisme kapitalisme dan sosialisme komunisme yang standar mereka adalah materi semata.

Seperti yang kita ketahui bahwa paham feminisme ini bertujuan untuk membela hak-hak wanita tetapi bisa kita lihat dari tulisan-tulisan sebelumnya bahwa paham feminisme ini malah membuat wanita semakin jauh dari fitrah dan kodratnya.

Mereka dituntut untuk bisa setara dengan kaum pria dan yang dijadikan standar mereka adalah harta, tahta dan kesenangan duniawi lainnya. Berbeda dengan islam yang menempatkan pria dan wanita dalam tempat yang berbeda sehingga mereka dapat berlomba-lomba dalam kebaikan di dalamnya dan mendapatkan pahala yang berbeda tapi setara secara nilai.

Pria dan wanita bisa berkolaborasi dalam meraih kemuliaan di sisi Allah sesuai dengan fitrah dan usaha mereka dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Allah karena islam sadar bahwa pria dan wanita mempunyai fitrah yang berbeda.

Rasullullah bersabda "jika seorang wanita selalu menjaga shalatnya 5 waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kehormatannya sebagaimana syariat mengaturnya, dan taat kepada suaminya. Maka, dikatakan kepada wanita, "masuklah ke surga melalui pintu manapun yang kalian inginkan" (HR AHMAD)

Bagaimana cara islam memuliakan wanita? Yaitu islam memberikan ruang sesuai dengan fitrahnya dan bukan memaksa wanita untuk beraktivitas yang bertentangan dengan fitrahnya.

Islam datang dari Allah yang Maha Tahu maka islam paham betul kemampuan dan keahlian mereka sesuai dengan fitrahnya. Dalam islam apabila wanita bertakwa kepada Allah maka ia diibaratkan sebagai perhiasan dunia dan tidak hanya itu, wanita dipandang sebagai seorang yang istimewa karena dari rahimnya lahir generasi-generasi pemimpin yang mencetak peradaban dan dari wanita lah generasi tersebut mengarahkan kemana peradaban ini akan dibawa.

Ada sebuah kutipan menarik yang menyatakan bahwa, wanita yang mendidik seorang anak laki-laki mungkin ia sedang melahirkan seorang pemimpin, sedangkan wanita yang melahirkan dan mendidik seorang anak perempuan, maka ia sedang mendidik sebuah peradaban.

Aturan-aturan yang diberikan Allah bukan sebagai bentuk penindasan dan pengekangan yang dituduhkan oleh musuh-musuh islam. Islam menjaga wanita dengan aturan-aturan yang memuliakan mereka sehingga mereka selalu terjaga akhlak dan kehormatannya.

Islam menjaga wanita dari sejak dini. Saat wanita menjadi seorang anak, islam memerintahkan kepada orang tua nya untuk mengasuh, memberikan pendidikan yang baik dan mendidik ia menjadi seorang yang sholihah yang menjaga izzah dan iffah nya yang kemudian menjadi kunci pintu surga untuk orang tuanya. Kemudian saat ia menjadi wanita dewasa dan menikah, kemudian menjadi seorang ibu maka ia menjadi penyempurnya separuh agama untuk suaminya bahkan dalam islam derajat seorang ibu 3x lebih tinggi dari sang ayah.

Lantas timbul pertanyaan di benak kaum feminis mengapa islam harus membatasi aurat perbedaan-perbedaan antara pria dan wanita?

  • Perintah menutup aurat bukan untuk membatasi gerak perempuan dan menindas mereka tetapi agar mereka terjaga layaknya perhiasan yang kita tau sendiri perhiasan itu selalu ditutup dan tidak gampang disentuh oleh sembarang orang. Dan agar mereka aman sehingga terhindar dari banyaknya kasus pelecehan seksual sekarang.
  • Islam yang menganjurkan wanita untuk betah di rumahnya bukan berarti islam membatasi wanita tetapi memuliakan. Tugas wanita bukan hanya melahirkan, mengasuh anaknya dan memuaskan nasfu kaum pria. Karena jika tugas wanita seperti itu tentu induk gajah juga bisa.
  • Islam juga melarang menyakiti istri
  • Dalam berumah tangga seorang suami harus bersikap baik dan mengasihi istrinya. Adapun adab-adab nya dalam mendidik istri ketika istri keliru yaitu:
  • Suami harus memberikan nasihat yang baik terhadap istrinya tetapi dengan cara yang ma'ruf
  • Jika istri masih dalam keadaan nusyuz ( membangkang) maka suami harus berpisah ranjang
  • Jika masih belum sadar maka dipukul dengan catatan pukulan yang tidak di wajah dan tidak membekas. Jadi lebih membekas di hati dan memiliki kesan yang dapat menyadarkannya
  • Walaupun syariat membolehkan memukul tetapi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassalam dengan akhlaknya yang sempurna tidak pernah memukul istrinya.
  • Poligami
  • Poligami adalah salah satu syariat islam yang memberikan kebaikan saat dilaksanakan dengan benar dan sesuai syariat. Dan poligami bisa menjadi solusi jika istri tidak bisa menjalankan kewajiban karna masalah kesehatan atau ketika banyak wanita yang belum menikah dan ingin mempunyai rumah tangga. Syariat pun tidak memaksa kan setiap pria untuk berpoligami. Islam juga mengatur poligami ini dengan sangat detail sehingga lelaki beriman yang kemampuannya lemah maka akan berpikir ribuan kali untuk berpoligami sebab tidak ingin mendapat fitnah dan murka Allah. Sebelum berpoligami islam juga memerhatikan hak-hak seorang istri yang harus dipenuhi secara adil.
  • Talaq
  • Dalam permasalahan pria bisa berdebat dengan logika dan kata-kata dalam otak kiri dan berganti ke solusi dalam otak kanan dan tidak menjadi emosional dahulu. Berbeda dengan wanita yang emosionalnya spontan karena saat ada masalah wanita lebih mengedepankan perasaannya. Oleh karena itu islam mengatur bahwa hak mengucapkan talaq adalah suami bukan kepada istri agar dalam rumah tangga kata talaq tidak mudah dikatakan.
  • Persaksian
  • Mengapa saksi wanita harus 2 orang? Karena Rasulullah menjelaskan bahwa wanita memiliki kekurangan akal dan agama. Maksudnya dari kekurangan akal yaitu dari segi ingatan, wanita lebih lemah dibanding kaum pria maka dari itu kesaksian nya harus diperkuat oleh wanita lainnya. Kemudian maksud dari kekurangan agama adalah saat wanita haid dan nifas ia meninggalkan shalat dan puasa dan tidak mengganti shalatnya saat ia haid tetapi kekurangan tersebut tidak menjadikan ia berdosa karena hal itu sudah menjadi aturan dari Allah.\
  • Pemimpin
  • Kembali lagi ke penjelasan sebelumnya bahwa Allah menciptakan fitrah wanita sebagai makhluk yang lemah lembut dalam bertindak dan mengedepankan perasaannya. Sedangkan pria Allah ciptakan dengan fisik yang lebih kuat dari wanita dan akal yang lebih kokoh. Kemudian saat terjadi masalah di tengah-tengah umat maka masalah tersebut tidak bisa diputuskan dengan perasaan melainkan harus dengan pemikiran yang kuat, cepat dan tangkas. Dan ketika ada tekanan-tekanan dalam pemerintahan maka islam memberikan kehormatan bagi pria untuk menanggungnya. Tetapi wanita tetap bisa berperan di masyarakat walaupun bukan menjadi penguasa. Misal menjadi hakim atau kepala kelurahan.
  • Warisan
  • Suami mendapatkan warisan yang lebih besar dari istri karena ia mempunyai tanggung jawab untuk menafkahi anak dan istrinya. Sedangkan istri mendapatkan warisan untuk dirinya sendiri dan tidak punya tanggung jawab untuk menafkahi keluarganya.

Kesimpulan dari opini saya adalah bahwa Allah Maha mengetahui kelemahan setiap ciptaanNya. Karena nya Allah memberikan aturan yang sesuai fitrahnya. Pria dan wanita mempunyai tugas masing-masing. Tugas pria sebagai pemimpin masyarakat, keluarganya dan mengayomi sedangkan tugas wanita yaitu mendidik, mengurus rumah tangga, membantu suaminya dan menjaga keluarganya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun