Mereka berbeda, dari mulai bahasa, tingkat pendidikan, suku, latar belakang ekonomi, sehingga dengan segala perbedaan tersebut bisa saja beberapa golongan pengemudi memiliki tingkat toleransi yang rendah terhadap kesalahan orang lain di jalan raya.
Mereka mungkin cepat marah atau merasa lebih superior terhadap pengemudi lain yang dianggap membuat kesalahan dalam berlalu lintas.
Bagi Pengemudi yang secara subyektif memang mempunyai masalah kepribadian dan sedang mengalami masalah emosi atau stres, Â mereka akan cenderung menunjukkan kecendrungan perilaku arogan di jalan raya.
Emosi negatif yang tidak terkendali akan mempengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan pengemudi lain di jalan raya.
Ada bahaya tersembunyi dimana beberapa pengemudi yang tidak sepenuhnya menyadari dampak dari perilaku arogan mereka di jalan raya.
Perilaku arogan bukan hanya sekedar merupakan aksi-aksian atau hanya merupakan pelanggaran lalu lintas saja.
Mereka mungkin tidak menyadari bahwa perilaku mereka dapat membahayakan diri sendiri dan pengemudi lain.
Tindakan arogan di jalan raya akan memicu perkelahian, penganiayaan dan tidak tertutup kemungkinan dapat menghilangkan nyawa seseorang.
Oleh karena itu sudah selayaknya, apapun alasannya tindakan aksi arogan di jalanan harus dihentikan.
Perilaku arogan di jalan raya dapat berbahaya dan dapat menyebabkan kecelakaan dan juga memicu perkelahian/penganiayaan.
Perlu menjaga ketenangan emosi dan mengutamakan keselamatan dalam berkendara di jalan raya.