Herman dan Amanda berlari menyusuri koridor yang berantakan dengan penuh semangat.
"Itu!" tunjuk Alaksolan saat tiba di depan sebuah pintu yang dituju.
Alangkah gembira Herman dan Amanda melihat wahana yang selama ini dicarinya ada di dalam sana.
"Sudah jalan, belum ya?" tanya Herman ragu.
Namun Alaksolan menepis keraguan Herman dengan bergegas naik wahana, lalu diikuti Herman dan Amanda.
Tanpa ragu, Alaksolan menekan beberapa tombol panel-panel di atas meja mesin.
Tidak membutuhkan waktu lama, lampu-lampu mesin menyala, lalu disusul terdengar suara sebuah mesin mulai ikut menyala.
Herman dan Amanda melompat-lompat kegirangan.
"Berikan Time-lockernya," pinta Alaksolan sambil mengulurkan tangannya. Sigap Herman mengambil Tempus Fugit dari wadah lalu memberikannya kepada orang yang berkali-kali jadi penolong mereka.
Setelah Alaksolan menyalakan alat portable itu lalu mengaktifkan setting waktu pada Time machine yang dikendalikan lewat Tempus fugit secara nirkabel.
Ternyata Alaksolan bisa menggunakan alat ditangannya dengan yakin seolah-olah pernahÂ
melakukan sebelumnya. Tapi Herman dan Amanda tidak ada waktu untuk bertanya.
Tidak lama kemudian tampaknya pekerjaan Alaksolan sudah rampung dan siap melakukan perjalanan lintas waktu.