Mohon tunggu...
Handi Yawan
Handi Yawan Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Fiksi & Kreator Komik

Tinggal di Bandung

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Piknik ke Negeri Piramid #8

21 Januari 2020   13:23 Diperbarui: 21 Januari 2020   15:33 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Chapter III

Apocalypse

"Sebentar lagi matahari terbit," simpul Amanda sambil melihat ke langit timur yang ufuknya mulai tampak semburat warna terang yang tipis.

Herman dan Amanda mulai gelisah karena sejak tadi malam hanya tertidur sejenak di taman alun-alun. Sedangkan Alaksolan yang ditunggu-tunggu belum datang pula menemuinya.

Dihubungi oleh Amanda lewat HP, tidak pernah diangkat oleh Alaksolan.

"Mungkin gangguan jaringan?" kata Herman sambil mengamati smartphone made in Osiris di tangan Amanda yang bentuknya oval sebesar sabun mandi.

"Memangnya di dunia kita ..." ejek Amanda.

Smartphone mirip sabun mandi ini berwarna hijau dan terbuat dari logam, tetapi transparan dan tanpa tombol apapun. Untuk mengaktifkan, tinggal disentuh lalu muncul ikon-ikon berupa cahaya sesuai fungsi masing-masing.

"Tapi ini jelas Alaksolan tidak mengangkatnya. Dia lagi sibuk sekali mungkin."

Lalu perhatian Herman beralih ke tempat lain.

"Lihat!" tunjuk Herman. "Sepertinya itu Pemuka utama yang akan memimpin puja untuk dewa matahari, Amun Re."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun