Memang, kalau menimbang perkara cuan, menulis di saya masih jauh dari harapan, harapan mendapat uang berlimpah dari menulis.
Yah, kalau sudut pandangnya mendapatkan royalti dari penjualan buku, tentu saja itu adalah pemikiran yang sempit karena hanya membatasi menulis untuk mendapatkan hasil dari menjual buku.
Padahal, keterampilan menulis dibutuhkan dalam semua profesi, tanpa terkecuali.
Arswendo menjabarkan banyak profesi yang berkaitan langsung dengan keterampilan menulis. Lebih lagi, bagi saya, keterampilan menulis dibutuhkan oleh semua orang, kalau ingin hidupnya maju dan berhasil.
Saya membuktikan "tuah" keterampilan menulis, yang bukan saja memberikan rezeki di saat saya mengalami krisis keuangan di masa lampau, namun juga memperlancar cara saya berkomunikasi; dan, yang terpenting, "menyehatkan" mental saya. Di saat saya terpuruk, saya bisa menuangkan unek-unek di atas kertas atau lembar kerja di Google Docs.
Meskipun masalah tidak terpecahkan secara langsung, saya bisa melihat "setitik" solusi setelah menulis. Menulis mencerahkan pemikiran yang ruwet oleh masalah.
Terima kasih, Om Wendo
Akhir kata, penulisan panggilan "Arswendo" dalam artikel ini bukan berarti saya tidak menghormati beliau. Hanya untuk tujuan efisiensi dan efektivitas dalam penulisan artikel.
Pada dasarnya, saya sangat mengagumi Om Wendo dan ingin bisa terus menulis selama hayat masih dikandung badan.
Terima kasih, Om Wendo, karena sudah menulis buku "Mengarang itu Gampang" dan buku ini sudah mengubah paradigma saya tentang menulis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H