Impian ini tidak besar-besar amat. Saya tidak mencari keuntungan secara finansial dari pemuatan artikel, cerpen, dan puisi. Sekadar menantang diri saya sendiri.
Harapan terbesar dari saya adalah ada penerbit mayor yang berkeinginan untuk menerbitkan buku saya, entah itu fiksi (semisal novel, kumpulan cerpen, kumpulan puisi, dan lain-lain) maupun nonfiksi.
Meninggalkan legacy atau warisan kepada generasi berikut. Itu harapan yang terpatri dalam benak saya. Paling tidak, ada satu buku karya saya pribadi yang diterbitkan oleh penerbit mayor. Sebelum saya berpulang.
Saya selalu bersemangat kembali setelah membaca salah satu pernyataan Pramoedya Ananta Toer ketika saya berada dalam kondisi "malas menulis".
Meskipun saya tidak menuliskan kata-kata Pram diatas kertas karton dan menempelkan kertas karton di dinding kamar tidur saya, saya tetap mengingat esensi dari pernyataan Pram yang ikonik tersebut.
Izinkan saya mengutip pernyataan Pram tentang menulis.
"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian."
- Pramoedya Ananta Toer
Pernyataan Pram yang legend ini semakin menguatkan keyakinan saya akan pentingnya menulis.
Meskipun kebanyakan kenalan, teman, dan anggota keluarga melihat kegiatan menulis sebagai aktivitas yang tidak menghasilkan apa-apa.
Walaupun saya tidak mendapatkan keuntungan secara materiel yang terbilang 'wah' dan memenuhi kebutuhan hidup dari kegiatan menulis.