Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

"Mengarang itu Gampang", Buku yang Tak Lekang oleh Zaman

7 Januari 2025   09:53 Diperbarui: 7 Januari 2025   15:10 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi sayangnya, saya belum tergerak untuk giat menulis sampai lulus SMA. Mungkin karena beratnya kondisi ekonomi keluarga saat itu dan kesibukan saya dalam bersekolah. Saya mempunyai tugas-tugas sekolah yang menggunung menimbang saya berada di jurusan A1 (Fisika) di SMA.

Mengubah kebiasaan diri

Pada masa awal kuliah, saya menemui kesulitan dalam proses belajar di perguruan tinggi. Selain karena materi kuliah banyak yang berbahasa Inggris (sesuai dengan program studi yang saya pilih: prodi pendidikan bahasa Inggris), banyak juga tugas-tugas kuliah yang menanti. Menanti diselesaikan. Dan parahnya, tugas-tugas tersebut kebanyakan harus ditulis dalam bahasa Inggris.

Ibarat sudah jatuh, tertimpa tangga.

Sudah kurang suka nulis dalam bahasa Indonesia, ini malah harus menulis dalam bahasa Inggris.

Yah memang salah saya. Saya tidak terbiasa dengan kegiatan menulis.

Ketika itu saya sadar akan pentingnya menulis. Buku "Mengarang itu Gampang" kembali tebersit di benak saya. Sebenarnya menulis tidak sulit kalau sudah terbiasa.

Saya pun mulai menggiatkan diri dengan menulis dimana saja dan kapan saja. Buku kecil dan pulpen selalu ada, tersedia di saku kemeja atau kantung celana panjang saya.

Saya melatih diri menulis. Menulis dalam bahasa Inggris saat itu, sesuai dengan pilihan program studi. Saya menulis artikel berbahasa Indonesia juga sesekali ketika itu.

Saya tidak peduli apa kata orang tentang kebiasaan saya dalam menulis dimana saja dan kapan saja di buku kecil tersebut. Beberapa teman menjuluki saya dengan sebutan "wartawan" saat itu.

Apa pun kata orang, saya tetap menulis di buku kecil pada saat itu. Sayangnya, waktu itu, saya tidak terpikir untuk memindahkan hasil tulisan dari buku kecil ke media daring, seperti blog gratisan dan lain sebagainya, karena ketika itu kondisi internet belum begitu pesat perkembangannya. Buku-buku kecil itu hilang karena saya ada beberapa kali pindah rumah sehingga menyebabkan buah-buah pikiran tercecer atau tidak sengaja terbuang.

Yah, menyesali apa yang sudah terjadi tidak ada gunanya untuk dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun