Sekarang, saya beralih menulis di binder dan juga di Google Docs lewat gawai, entah itu di laptop ataupun smartphone. Lebih banyak menulis di aplikasi Google Docs di smartphone karena lebih fleksibel, bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja.
Enaknya, saya masih tetap dapat melanjutkan tulisan di gawai lain, entah itu laptop atau tablet asal tersinkronisasi dengan akun Google yang sama.
Dengan adanya teknologi yang sudah sangat maju saat ini, hobi menulis pun bisa jalan terus buat saya. Tidak terbatas menulis di atas kertas.
Saya membiasakan diri untuk menulis setiap hari. Saya membaca tentang produktivitas Arswendo dalam menulis lebih dari satu tulisan berbarengan, di saat yang bersamaan.
Dua kata untuk menggambarkan hal itu: Luar biasa.
Saya saja tidak bisa multitasking seperti itu. Bahkan untuk menulis satu artikel sekalipun, saya tidak bisa menulis sambil mendengarkan musik. Saya tipikal orang yang harus fokus dan konsentrasi penuh saat mengerjakan suatu aktivitas tertentu.
Arswendo bukan sekadar berkoar di bukunya tanpa bukti. "Mengarang itu Gampang" ternyata memang mengejawantah dalam kinerja Arswendo yang gahar abis. Terbukti dari banyaknya karya Arswendo, baik dalam bentuk novel, cerpen, dan lain sebagainya.
"Mengarang itu Gampang" tidak akan pernah basi. Tetap akan abadi selamanya, meskipun teknologi seakan menggerus kegiatan menulis.
Sayangnya, buku "Mengarang itu Gampang", yang keluarga saya beli, berada di rumah orang tua di Balikpapan. Saya ada niat membawa ke Samarinda, tapi sering terlupa karena terburu-buru.
Untungnya, sekarang ada aplikasi perpustakaan sehingga setiap warga bisa meminjam buku elektronik dan itu gratis!
Salah satu aplikasi perpustakaan adalah dari Perpustakaan Nasional. iPusnas adalah aplikasi perpustakaan andalan saya.