Mendengar deskripsi luas area rumah, bisa dibayangkan betapa luasnya rumah sehingga penanganan untuk memelihara keberlanjutan dan kebersihan rumah tidaklah mudah. Ditambah lagi dengan kurangnya dana dan usia lanjut dari Djoni dan Djoko.
Sayangnya, sepertinya saudara-saudara perempuan Djoni dan Djoko tidak memperhitungkan luas area rumah di Balikpapan. Yang mereka lihat hanyalah "kemalasan" Djoni dan Djoko dalam menjaga kebersihan rumah.
Saran untuk Eli dan para saudari
Saya tidak terlalu mengenal Eli dan saudara-saudara perempuan Yudha. Meskipun begitu, dari perjumpaan langsung dengan mereka di masa lalu, mendengar perkataan mereka, dan menyimak penuturan Yudha, saya bisa menarik kesimpulan bahwa mereka kurang berempati kepada saudara-saudara mereka yang laki-laki.
Mungkin saya keliru. Mereka berempati tapi hanya di dalam hati. Dalam tindakan, empati tidak terlihat. Yang ada hanya caci maki dan gerutu tiada henti.
Oleh karena itu, saya menyampaikan 3 (tiga) saran untuk Eli dan para saudari di mari. Apakah mereka akan membacanya nanti? Entahlah. Apakah mereka akan membaca dan menerima saran ini atau malah mengabaikan? Entahlah.
Apa pun itu, biarlah kata-kata yang berbicara.
Berikut tiga saran tersebut.
1. Memahami kekurangan para saudara laki-laki dari segi keuangan dan mencari solusi supaya para saudara laki-laki mendapat sumber pendapatan yang mencukupi
Memahami.
Inilah sifat yang langka dalam setiap insan. Bagaimana memosisikan diri dalam kondisi orang lain. Dan dari penyesuaian diri itu, muncullah pemahaman.
Memahami kekurangan para saudara laki-laki dari segi keuangan. Mencecar, mengeluhkan, mengecam kurangnya upaya para saudara laki-laki untuk mendapatkan uang yang bisa memenuhi kebutuhan hidup tidak akan membuat para saudara laki-laki menjadi termotivasi. Malah sebaliknya. Demotivasilah yang terjadi.
Pahami kekurangan dan berusaha membantu untuk memperbaiki, bukan malah mencaci.Â