Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mempertanyakan Vonis "Tidak Ada Inisiatif"

26 Desember 2024   14:30 Diperbarui: 26 Desember 2024   14:30 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi vonis (Sumber:Shutterstock via kompas.com)

"Djoni ngirim semua uangnya untuk istri dan anaknya di Wonogiri sana. Dia gak mikir kalau di sini, di rumah Balikpapan dimana dia tinggal, dia juga harus memikirkan biaya-biaya seperti listrik dan air. Listrik dan air harus dibayar. Dia juga harus makan makanan yang bergizi," kata Djoko lagi. 

Bagaimana dengan Djoko sendiri?

Secara pribadi, saya kasihan dengan Djoko. Saudara laki-laki Yudha yang satu ini memang sederhana. Mungkin tidak secerdas Djoni, tapi dia tahu diri. Dia tahu akan kesusahan saudara-saudaranya, sehingga tidak banyak menuntut apa-apa dari saudara-saudara yang lain. 

Djoko yang merawat ayah mereka sampai sang ayah berpulang. Herannya, saat Djoko merawat sang ayah, seluruh saudara perempuan mempermasalahkan dirinya yang tidak bekerja.

"Ibu dulu menyoal kritik mereka yang mempertanyakan Djoko yang tidak bekerja dan setiap hari merawat ayah. Mereka bilang, bayar perawat aja untuk menjaga ayah. Memangnya mudah merawat orang tua? Kan lebih baik anak sendiri yang merawat orang tua daripada orang lain yang melakukannya.

"Djoko sudah berkorban banyak, tapi selalu saja terasa kurang usahanya di mata saudara-saudara perempuan," kata Yudha. 

Saya lebih banyak diam. Mendengarkan. 

"Mengenai makanan, terpaksa saya berhemat, karena saya tergantung sepenuhnya pada uang kiriman Mira dan Eli. Apalagi jumlahnya berkurang di bulan lalu, jadi terpaksa makan apa adanya. Dengan mie dan tahu, serta havermut," kata Djoko dengan suara lirih.

"Aku memang sudah bilang ke Djoko untuk berusaha, mendekati teman-teman sekolahnya dulu atau kenalan-kenalannya. Siapa tahu mereka punya lowongan pekerjaan atau malah ngajak bisnis bareng. Karena tidak bisa bergantung pada saudara terus. Cepat atau lambat, mereka bisa berpulang kapan saja. 

"Lagipula, selama masih bergantung sama mereka, mereka tidak akan menghargai Djoko. Mereka akan tetap menganggap Djoko malas," kata Yudha menegaskan setelah kami, saya dan Yudha, meninggalkan rumah orang tua Yudha yang sekarang ditempati Djoni dan Djoko.

Pemahaman inisiatif dan kendala penerapan

Inisiatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun