“Hehehe... untuk ngamen pak.”
“Kalian ini masih muda, kenapa tidak kerja saja.”
“Kami masih mahasiswa pak... ini kami lagi liburan.”
Pak polisi menatap kami dengan rasa aneh, mungkin dia belum pernah melihat makhluk seperti kami lewat di depan posnya. Mungkin juga dia bosan, dia mengajak kami masuk agar ada teman ngobrol. Atau jangan-jangan dia mau mengecek SIM (Surat Izin Melalak) kami?
“Capek kalian pasti kan? Sudah makan siang kalian?” tanya Pak Polisi.
“Belum pak.” Jawab kami.
“Ya sudah... beli makan dulu kalian sana.”
Kami senang sekali polisi ini begitu perhatian, namun ternyata dia PHP (Pemberi Harapan Palsu). Awalnya kami menyangka kalau dia akan mentraktir kami yang gembel ini, ternyata dia hanya menyuruh kami untuk membeli makan, tapi uangnya dari kami, sungguh kami terlalu berharap.
Dilihat dari fengshuiya, posisi poslantas ini tergolong ke dalam “Tusuk Sate”, yaitu berada di pertemuan 3 jalan. Pos ini menghadap ke Simpang Jantho, kalau ke kanan pos menuju Banda Aceh, sedang ke kiri menuju Medan.
“Nggak usah semua kalian pergi belinya, sebagian di sini aja.” Ucap Pak Polisi yang sepertinya memang butuh teman bicara.
“Dimana ada jual nasi yang murah dan enak di sini pak?” Tanya Dona.