“Mau pak” Jawab kami.
Sembari menunggu jemputan kami datang, beliau terus mengajak kami bercerita, sungguh orang yang ngesalin, lucu, dan suka membantu. Jujur di dalam hati aku resah kalau kelamaan disini, apalagi lagi aku masih ada keraguan kalau polisi ini bisa menyediakan kendaraan untuk kami.
“Oh iya pak, boleh kami berfoto dengan bapak.” Ucapku.
“Tidak usah, nanti kalian unggah di Facebook, terkenal pula saya.” Jawabnya dengan nada bercanda.
“Nama bapak siapa ya?” tanyaku yang sama sekali tidak melihat namanya di seragam. Kalau di sekolah sudah kena hukum bapak, pakai seragam tapi tidak mencantumkan nama.
“Rahasia itu, nanti kalian cari pula Facebook saya, lalu kalian sebarluaskan tentang saya.”
Sepertinya Polisi Tanpa Nama ini memang enggan membeberkan identitasnya.
Beliau seketika berdiri dan berkata “Oke, kalian di sini saja, saya mau keluar dulu mencari kendaraan untuk kalian.”
“Baik pak.”
Tidak perlu waktu lama bagi beliau untuk memesankan tumpangan, seketika truk yang berukuran panjang sudah berhenti dihadapannya. Kami merasa naik golongan, sebelumnya kami hanya naik pickup dan truk berukuran kecil. Terlihat beliau tengah berdialog dengan asisten supir dengan bahasa Aceh, mungkin beliau mengatakan “Tolong bawa dulu gembel-gembel ini ke kota asalnya!”
“Ayo naik kalian.” Ajak Pak Polisi kepada kami yang tengah berdiri di depan pos.