Mohon tunggu...
Hadhoro Bi Akhmad Ngupadi
Hadhoro Bi Akhmad Ngupadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

touring antar kota, ingin menjadi penulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Puisi "Perjamuan Khong Guan" karya Joko Pinurbo: Ibadah Puisi bersama Joko Pinurbo

1 Januari 2024   15:15 Diperbarui: 1 Januari 2024   15:22 828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut saya, kaleng satu  berisi puisi-puisi yang mencerminkan kehidupan sehari-hari masyarakat yang terasingkan dari kemanusiaannya karena pekerjaan, perkembangan modern, dan teknologi digital. Kaleng Satu bisa saya dikatakan ibarat senter yang mencoba menyoroti berbagai peristiwa penting. Misalnya saja tentang kesibukan liburan akhir tahun karena masyarakat mudik ke kampung halaman untuk merayakan Natal dan Tahun Baru, tentang anak-anak yang pulang dari luar negeri, tentang orang-orang dengan  resolusi baru, tahun baru, pekerjaan baru, pribadi dengan hal baru.

Dan jika disuruh memilih  puisi favorit saya di sub bab ini, dengan yakin aku akan menjawab: "Doa Orang Sibuk Yang 24 Jam Sehari Berkantor di Ponselnya". Puisinya pendek tapi cukup menarik. Joko Pinurbo seolah mengingatkan kita,  sesibuk apapun kita, untuk tidak pernah melupakan Tuhan. Puisi-puisi Kaeng Satu sepertinya ditulis  Joko Pinurbo untuk menggelitik pembacanya. Berikut  puisi yang ditulis dengan bahasa  tajam dan meyakinkan oleh Joko Pinurbo untuk membantu pembaca memahami suatu kondisi yang kita anggap biasa saja, namun juga di sisi lain tidak melupakan tuhannya. 

Berikut adalah contoh sajak-sajak dari kaleng satu beserta penjelasan menurut saya:

Doa Orang Sibuk Yang 24 Jam Sehari Berkantor di Ponselnya

Tuhan, ponsel saya
rusak dibanting gempa.
Nomor-nomor kontak saya hilang semua.
Satu-satunya yang tersisa
ialah nomorMu.

Tuhan berkata:
Dan itulah satu-satunya nomor
yang tak pernah kausapa.

(2018)

Dalam salah satu sajak yang terkandung di kaleng satu, yaitu berjudul "Doa Orang Sibuk Yang 24 Jam Sehari Berkantor di Ponselnya". Saya akan menjelaskan sedikit tentang sajak di atas, tidak ada salah apa benar tetapi ini menurut saya sendiri. Jadi disini ialah menggambarkan seorang yang melupakan tuhannya, namun bisa di istilahkan dengan sibuk bekerja di perkantoran. Disini kita disindir kerja terus menerus, diperbudak oleh gadget dan teknologi yang semakin maju, namun melupakan tuhan kita sendiri. Awalnya kita merasa baik-baik saja, namun ketika kita dihadapkan oleh suatu masalah yang berat dalam kehidupan kita disaat itulah kita ingat tuhan masih ada.

Ibarat nomor dalam gadget kita yang hilang semua, namun disisi lain ada nomor yang masih ada yakni nomor tuhan kita yang selalu ada untuk kita. Memang teman-teman tidak sadar akan semua permasalahan dalam kehidupan kita, namun tetap tuhan tidak akan melupakan kita sebagai umatnya. Makna yang sangat berarti dalam secuil puisi ini, tetapi sangat berkesan dalam beberapa bentuk kehidupan dari manusia yang melupakan tuhannya karena pekerjaan dan teknologi yang semakin kesini semakin berkembang pesat.

  • Kaleng Kedua 

Melanjutkan ke kaleng selanjutnya teman- teman. Pada kaleng kedua ini, puisi-puisi yang disajikan lebih fokus pada cinta atau romansa, namun JokPin tetap menyajikan beberapa puisi yang berkaitan dengan kritik sosial ke dalam karyanya. Kali ini juga Joko Pinurbo mengungkap harapan-harapannya yang belum tercapai, sekaligus harapan-harapan yang sebenarnya ingin beliau capai dalam hidup. Kritik terhadap fenomena sosial juga selalu hadir di kaleng dua ini.

Dan ya, bukan Joko Pinurbo  kalau tidak menampilkan sindiran dan humor di tengah karya puisinya. beliau ini benar-benar seorang penyair yang unik dalam lokalitas dan semangatnya. Apalagi tulisan satir menjadi favorit beliau. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun