Topik yang sering dibahas juga meliputi banjir di awal tahun yang kerap melumpuhkan aktivitas masyarakat  serta kinerja presiden dan wakil presiden baru juga dibahas dalam buku "Perjamuan Khong Guan". Bagi saya topik pembahasan ini sangat bagus, karena refleksi kita sebagai warga negara. Walau buku puisi ini terbit pada Januari 2020, JokPin ternyata sudah menulisnya sejak lama yakni di periode 2016 sampai dengan 2019, dan ketika muncul pada buku kumpulan puisi ini yakni pada tahun 2020 berbagai pertanyaan muncul di berbagai masyarakat yang telah membaca karya JokPin.
 "Perjamuan Khong Guan" merupakan salah satu dari  kumpulan puisi, dan memiliki suasana yang berbeda dari kumpulan puisi pada umumnya. Jadi sebenarnya berbeda  dengan  kumpulan puisi  ini yang judulnya terdengar seperti jajan santapan khas Idul Fitri bukan? Dalam hal ini membuat puisi berhasil menarik perhatian masyarakat yang membacanya, sehingga menarik jika latar belakang buku dan pengarang ada keterkaitannya. Isi  karya puisi ini dengan permasalahan sosial, permasalahan pembaca dan tentu saja kaitannya dengan kritik sosial maka sangat Itu akan menarik, kemudian dikemas  dan dimasukkan secara halus ke dalam diksinya.Â
Melihat puisi ini, gaya bahasa yang bisa saya cerna dari buku kumpulan puisi "Perjamuan Khong Guan" menggunakan berbagai gaya bahasa dalam penyampaian makna setiap sajaknya, namun kecenderungan menggunakan gaya bahasa metafora dalam sajaknya.  Gaya bahasa metafora atau sama dengan majas metafora dengan kata lain metafora juga dapat dipahami sebagai gaya bahasa yang membandingkan suatu objek tertentu dengan objek lain  yang mempunyai ciri-ciri hampir sama, bahkan identik. Penggunaan gaya bahasa metafora dalam kalimat tentunya dapat menambah keunikan dan kekuatan karya pada setiap sajak pada kumpulan buku puisi "Perjamuan Khong Guan" ini sendiri.  Gaya bahasa dalam kumpulan puisi "Perjamuan Khong Guan" bertujuan untuk mengungkapkan sesuatu secara tidak  langsung atau menggunakan bahasa yang tidak menunjukkan makna harafiahnya, serta digunakan untuk meramaikan suasana, menambah efek estetis, dan mendorong kemampuan pemaknaan dan imajinasi pembacanya.
Selanjutnya yang akan saya bahas adalah diksi, Diksi dalam  karya sastra puisi berperan menciptakan suasana dan menyampaikan makna dari penyair kepada pembaca, dan menarik perhatian pembaca dengan bahasa yang sederhana dan makna yang mendalam. Ada total 6 diksi dalam kumpulan puisi "Perjamuan Khong Guan"  tersebut antara lain: diksi khusus, kamus konotatif, diksi bahasa asing, diksi bahasa daerah, diksi ucapan khas, dan diksi yang memuat benda-benda dari yang ada di alam. Pada kumpulan sajak yang ada dalam buku puisi "Perjamuan Khong Guan" lebih mendominasi menggunakan diksi konotatif.
Diksi sendiri biasa digunakan untuk memberikan kesan keindahan terhadap sebuah karya sastra berbentuk puisi, gunanya agar pembaca dapat menghayati setiap sajak yang terkandung dalam buku kumpulan puisi karya JokPin ini. JokPin memilih diksi yang tepat dalam karya sastra berbentuk puisi, sehingga memberikan efek tersendiri terhadap pembaca karyanya. Saya juga disini sangat kagum terhadap pemilihan diksi karya JokPin tersebut, seolah ada ciri khas tersendiri.
Jadi diksi yang saya temukan dalam kumpulan puisi "Perjamuan Khong Guan", keindahan  sebuah puisi sangat dipengaruhi oleh permainan bahasa dan diksi yang tepat. Kumpulan puisi "Perjamuan Khong Guan" menggunakan banyak ekspresi berbeda untuk menghadirkan perasaan yang indah. Suatu karya sastra dan puisi mempunyai nilai estetika yang tinggi apabila menggunakan banyak diksi di dalamnya. Penggunaan diksi dalam kumpulan puisi ini juga memungkinkan terciptanya efek dalam ruang, waktu, nada dan pesan yang akan disampaikan  oleh JokPin.
Masuk ke dalam setiap kaleng "Perjamuan Khong Guan" kuyy..
Jadi buku kumpulan puisi karya Joko Pinurbo "Perjamuan Khong Guan" memiliki sub bab seperti novel atau drama, melainkan bukan sub bab lebih mengarah ke dalam ide penuangan yang bernamakan "kaleng". Terdapat kaleng satu sampai dengan empat, setiap kaleng memiliki pemaknaan dan penceritaan yang berbeda sehingga pembaca memiliki rasa ingin mengerti setiap kelanjutan kaleng pertama sampai kaleng ke empat.Â
Seperti yang sudah saya jelaskan diatas dari judul saja sudah menggambarkan Khong Guan yang berarti biskuit yang umumnya menjadi ciri khas pada saat ramadhan atau Idul Fitri, disini pembaca juga dibuat penasaran oleh buku dari  Joko Pinurbo atau JokPin ini. Karena ditangan JokPin biskuit Khong Guan bisa disulap menjadi puisi-puisi, dan setiap sajak pada setiap kaleng berbeda penuangan idenya.
Disini saya tidak hanya membahas tentang buku kumpulan puisi "Perjamuan Khong Guan" saja, tetapi saya akan memberikan beberapa contoh yang terkandung dalam buku setiap kalengnya, dan juga akan membahas sajak setiap kalengnya. Berikut beberapa sajak setiap kaleng beserta pembahasannya:
- Kaleng Satu
Pada kaleng satu Jokpin memberikan gambaran awal dan mencoba untuk menceritakan sebuah peristiwa penting yang beliau campur adukan dalam kaleng satu ini. Kaleng satu ini berisikan kritik politik yang selalu ricuh, keributan yang tidak ada ujungnya, keagamaan mengenai saat-saat ini manusia sudah banyak yang lupa akan keberadaan tuhannya pada kaleng satu JokPin memberikan gambaran awal dan mencoba untuk menceritakan sebuah peristiwa penting yang beliau campur adukan dalam kaleng satu ini. Kaleng satu ini berisikan kritik politik yang selalu ricuh, keributan yang tidak ada ujungnya, keagamaan mengenai saat-saat ini manusia sudah banyak yang lupa akan keberadaan tuhannya.