Mohon tunggu...
Guy Kusnandar
Guy Kusnandar Mohon Tunggu... -

Menulis adalah kebutuhan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rumah Misterius

11 Februari 2012   06:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:47 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ferdi perlahan melepaskan tas gunungnya dan meletakkan di samping Pintu yang baru saja menutup sendiri itu. Dia membuka tas tersebut lalu mengeluarkan handuk dan menyerahkannya pada July yang masih berdiri di dekatnya.

“Nih, keringin badan kamu”
“Aku harus ganti baju mas, tapi dimana ??” kata July merengek ketakutan sambil meraih handuk tersebut.

“Iyah, nanti kita cari kamar ya, aku mao calling anak-anak dulu” sahut Ferdi berbisik pelan sambil mencari HT nya di dalam tas.

“AH, PErfect !”
“Kenapa mas ?!”
“Batere nya habis !” sungut Ferdi sambil menatap HT digenggamannya.

Chapter 3

Ferdi berjalan di depan July menelusuri lorong rumah itu mencari Kamar yang akan digunakan July berganti pakaiannya yang basah kuyup itu.

Satu-satunya penerangan yang digunakan menelusuri lorong yang gelap gulita itu adalah lampu senter yang dipegang Ferdi.

Kanan kiri lorong itu adalah pintu-pintu ruangan yang terlihat diselimuti sarang laba-laba menambah kesan angker mengenai ruangan dibalik pintu-pintu tersebut.

Lalu terdengar suara percakapan ketika mereka melewati pintu ke 3 sebelah kanan, suara laki-laki berbicara sesuatu. Tiba-tiba mereka mencium aroma harum yang terasa aneh di dalam rumah yang kotor penuh debu dan sarang laba-laba tersebut.

“Mas, kita ke perapian aja yuu, bulu kudukku merinding”
“Nanti kamu mau ganti pakaian dimana ?”, bisik Ferdi pelan memahami rasa takut July.

July tidak menghiraukan pertanyaan itu, dia menarik pelan tangan kiri Ferdi mengajak berbalik ke ruang tamu dimana perapian itu berada.”Hayooo”, bisiknya pelan.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun