Mohon tunggu...
Guy Kusnandar
Guy Kusnandar Mohon Tunggu... -

Menulis adalah kebutuhan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rumah Misterius

11 Februari 2012   06:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:47 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Iya Mang” sahut Rangga pelan lalu bergegas bersama-sama yang lain mendekati Jendela rumah itu.

Sementara Ical yang mengetahui mahluk gaib itu telah pergi meninggalkan rumah itu, kembali teriak memanggil Ferdi dan July.

Ferdi yang saat itu sedang terduduk lemas disamping July di dalam rumah tersebut, mendengar panggilan suara Ical yang dikenalnya itu.

“Ada Ical di luar, Jul”
“Iya mas, aku juga dengar”
“Hayo kita lihat dari Jendela” kata Ferdi bernada gembira sambil bangkit dan bergegas menuju Jendela depan rumah tersebut.

Chapter 9

Dengan wajah gembira, Ferdi dan July melongok teman-temannya yang berada di halaman dari kaca Jendela yang buram berdebu sambil melambaikan tangannya.

Agus, Deni serta Tim SAR meneliti Jendela dengan seksama mencari cara mengeluarkan Ferdi dan July dari dalam rumah tersebut. Beberapa menit kemudian akhirnya mereka menemukan pecahan kaca dari Jendela samping yang tidak berteralis dan mengeluarkan mereka satu per satu dengan hati-hati.

Agus dan teman lainnya memeluk hangat Ferdi yang akhirnya mereka temukan dengan selamat, suasana haru meliputi rasa gembira mereka semua. “Makasih Gus” bisik Ferdi di telinga Agus saat memeluk sahabatnya itu dengan air mata harunya.

Namun suasana penuh syukur itu perlahan diiringi hujan gerimis yang turun siang itu, kemudian mereka semua bergegas berteduh di Posko Cibereum tak terkecuali Mang Juhri yang sedari tadi menatap tersenyum pada Ferdi dan July yang telah dia selamatkan itu, sibuk mengucapkan terimakasih kepada semua yang berada disitu.

“Ceritanya nanti saja di Kampus, kita harus segera pulang setelah hujan mereda” suara Ferdi sembari menatap tersenyum pada July di depan mereka saat berteduh di Posko tersebut.

“Rupanya harus dengan suasana menyeramkan aku dapat memilik mu mas Ferdi” bisik hati July sambil menatap hangat pada Ferdi.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun