Mohon tunggu...
Abdul Ghofar
Abdul Ghofar Mohon Tunggu... Buruh - Menulis mengisi waktu mengungkap rasa

Santai

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Sejarah Pendidikan Indonesia

16 Desember 2024   16:12 Diperbarui: 16 Desember 2024   16:12 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas sumber freepik

Dengan semakin meluasnya daerah kekuasaan Belanda di Nusantara dan semakin meningkatnya keterlibatan pemerintah-pemerintah dalam masyarakat Indonesia, para penguasa kolonial mulai mencari orang-orang yang melek-huruf dasar serta mempunyai keterampilan berhitung, ditambah dengan suatu pengertian tentang bahasa Belanda, untuk mengisi jabatan-jabatan rendah dan menengah dalam birokrasi.

Pada tahun 1864 mulai diadakan ujian dinas untuk pegawai negeri ( Klein-ambtenaars Examen) yang membuka kesempatan bagi golongan pribumi memasuki jabatan dalam pemerintahan. 

Di bawah pimpinan Departemen Pendidikan, Agama dan Industri yang baru didirikan pada tahun 1867, mulai diperluas berbagai fasilitas pendidikan bagi golongan pribumi dan seantero Nusantara.

Peraturan Pemerintah (Regeerings reglement) tahun 1854, artikel 109,menetapkan bahwa hak dan kewajiban kelompok-kelompok penduduk pribumi adalah tergantung pada land-aard (nationalitas).

tanpa memandang agama yang mereka anut, tetapi nampak-nya pemerintah tidak berusaha untuk mendirikan sekolah-sekolahnya di negeri-negeri yang penduduknya menganut agama Islam.

Di Batavia pada tahun 1863 pemerintah pusat meminta pendapat gubernur Kepulauan Maluku tentang pengoperasian sekolah pendidikan guru beserta reformasi-reformasi yang diperlukan untuk menempatkan secara langsung di bawah supervisi pemerintah.

Sekolah pendidikan guru  baru dapat dilaksanakan pada tahun 1874M, walaupun gubernur jenderal Hindia Belanda sendiri memang mengakui bahwa kebutuhan tentang itu bagi Kepulauan Maluku sangat tinggi dibandingkan dengan daerah-daerah yang lain di Nusantara, karena sekolah-sekolah pemerintah di daerah itu lebih besar jumlahnya.

Pada permulaan abad ke-17 diketemukan bukti tentang adanya sekolah-sekolah khusus untuk pendidikan agama bagi anak-anak golongan elit Islam di Ambon .

Para guru terdiri atas pedagang-pedagang yang biasanya menetap selama satu tahun di Ambon, yaitu sambil mereka menjual barang dagangannya dan membeli cengkih dalam perjalanan pulang. Mereka sebagian besar terdiri atas orang-orang suku Jawa dan turut dibantu oleh orang-orang Gujarati (lndia).

Pada tahun 1924M masyarakat Arab mulai membangun madrasah di Kota Ambon dan sebagian terbesar dari murid-muridnya adalah anak-anak Ambon yang berasal dari negeri-negeri.

Di samping para petugas mesjid, para guru diambil dari orang-orang Arab yang tinggal di kota, dari orang-orang kampung yang sudah menunaikan ibadah haji dan dari orang yang bukan berasal dari suku Ambon seperti Haji Mohammad Joesoef yang berasal dari Singapura. Haji M. Joesoef telah membina pengikut-pengikutnya di beberapa negeri, terutama di Tulehu, yaitu selama tahun- 1927M--1934M.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun