Pada akhir abad ke-17 Belanda berhasil mengisolasi Pulau Jawa dan daerah-daerah lain di Indonesia , sehingga mampu mengawasi lalu lintas antarpulau di wilayah perairan Nusantara.
Kebijaksanaan politik dan usaha untuk melestarikan kekuasaan Belanda di Indonesia, antara lain dilaksanakan dan didukung melalui usaha-usaha di bidang pendidikan, tujuan, isi, proses dan pihak-pihak yang terlibat didalamnya disesuaikan dengan kebijaksanaan tersebut.
- Orang-orang Belanda beserta keluarganya memerlukan pendidikan dan latihan, baik mengenai pengetahuan umum maupun mengenai pengetahuan khusus tentang Indonesia.
- VOC memerlukan tenaga-tenaga pembantu yang murah untuk keperluan menggerakkan roda pemerintahan dan roda perekonomian yang tentunya diambil dari kalangan penduduk pribumi. Kepada mereka perlu diberikan Pendidikan sewajarnya untuk dapat menjalankan tugas-tugas tersebut. Hal yang tidak kalah penting ialah bahwa Pendidikan juga dimanfaatkan untuk membina kelompok-kelompok dikalangan penduduk pribumi, yang kesetiaan serta loyalitasnya kepada orang orang Belanda dapat diandalkan, di antaranya komunitas-komunitas Kristen di Ambon.
1.2.2 Perkembangan Pendidikan Dan pengajaran Selama Abad Ke 16-18
Pendidikan berdasarkan sistem Barat yang pertama kali dilaksanakan ada di Kepulauan Maluku Selatan, terutama dikaitkan dengan ajaran agama Kristen . Sekolah yang pertama didirikan oleh orang-orang Portugis adalah di negeri-negeri (Kesatuan Daerah) yang penduduknya sudah memeluk agama Kristen (Katolik).
Pada tahun 1607M mulai dirintis sekolah untuk mendidik guru-guru Injil (Protestan, karena Belanda beragama Kristen Protestan) yang berasal dari kalangan pribumi.
Pada tahun 1614M seorang pendeta Belanda tiba di Ambon untuk melayani umat Kristen yang ada disana.
Ditahun 1628 telah berdiri 18 sekolah dengan murid sebanyak 800 orang.
Akhir abad 17 jumlah sekolah telah meningkat menjadi 54 sekolah dengan murid sebanyak 4.700 orang.
Pada awalnya Pendidikan di zaman Belanda lebih banyak diarahkan kepada kelompok penduduk keturunan orang-orang  Eropa.
Kelompok "De Trekkers'',yaitu orang-orang Eropa yang untuk sementara menetap di Hindia Belanda, yang dilahirkan dan hidup di sini. Kelompok penduduk keturunan Eropa ini sebagian berasal dari orangorang Belanda dan orang-orang non-Belanda.
Seiring dengan waktu dan  kebutuhan maka perlu pemberian suatu orientasi yang praktis kepada pendidikan rakyat (volksonderwijs) di Kepulauan Maluku , seperti yang termuat dalam Anjuran Sekretaris Pemerintah, 21April1863M.