Mereka pun pergi dari tempat itu.
10 menit jam istirahat berlalu, mereka telah merencanakan sesuatu untuk Helen. Tibalah saatnya, dari jauh mereka melihat Helen. Namun kali ini Helen berjalan sendirian tanpa ditemani oler Arthur, dan itulah waktu yang tepat untuk mereka.
“Ehh… itu dia si anak cupu, pas banget sih dia sendirian lagi.” kata Jane sembari melihat ke arah Helen.
“Yuk.. yuk jalanin sesuai rencana ya!” jawab Marry bersemangat.
Mereka bersembunyi di balik tembok di dekat kantin, dan bersiap untuk menarik tali yang sudah mereka pegang.
“Dalam hitungan ketiga Tarik ya!” jelas Jane.
“Siap….” jawab Mary dan Vanessa.
Melihat Helen yang berjalan mendekat, Jane menghitung “1…2…3…. Tarikkk”. Helen pun jatuh di hadapan Jane, Mary dan Vanessa. Mereka menertawai Helen yang tersungkur ke tanah, air mata Helen menetes sedikit demi sedikit karena menahan kakinya yang sakit.
“Haha…mampus, rasain tuh” kata Jane dengan ekspresi bahagianya.
“Makanya, jangan main-main sama kita” kata Marry.
Helen yang kesakitan hanya terdiam mendengar apa yang mereka ucapkan.