Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Ibunda

5 Agustus 2023   05:55 Diperbarui: 5 Agustus 2023   06:06 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bhante Bhadrapala beranjak bangkit dari duduknya, berdiri tegap dan merapikan jubah beliau. Aku cepat-cepat ikut bangkit sembari beranjali, sementara Molly sudah siap mengantarkan Bhante kembali ke vihara. Dia senang, ekornya berkibas-kibas karena tahu sebentar lagi akan mendapatkan makan malam maknyus yang telah disiapkan istri Pak Jo untuknya.

"Bro, penyesalan itu derita. Menyesali yang sudah berlalu itu kebodohan ganda, bagai menghujami diri dengan dua pukulan sekaligus. Ibunda Bro tampak sedih dan menyesakkan hati, tidakkah terpikir bahwa bisa jadi itu tanda-tanda beliau sedih melihat Bro yang masih terus memikul penyesalan ke mana-mana?"

"Iya, Bhante," jawabku lirih. Tak bisa dibantah kebenarannya.

"Ngomong-ngomong, Bro sudah lakukan pelimpahan jasa untuk almarhumah Ibunda?"

Hah? Tak terpikirkan olehku. Aku menggelengkan kepala dengan malu.Terlalu larut dalam penyesalan hingga tak ingat lakukan pelimpahan jasa.

Bhante tersenyum maklum. "Lakukan kebajikan dan persembahkan jasa kebajikan itu kepada almarhumah Ibunda. Lepaskan penyesalanmu. Mimpi-mimpi itu tidak akan datang lagi."

Aku mengangguk takzim dan berkata dengan penuh syukur, "Anumodana, Bhante, atas nasihat dan cerita inspiratifnya. Perasaan saya kini sudah lebih lega dan mulai bisa menerima."

Aku menemani Bhante berjalan turun kembali ke vihara, dan ketika kami telah sampai, Molly langsung menghilang ke dapur. Bhante kembali ke kuti beliau, dan aku bersiap mengerjakan tugasku menyiram taman vihara. Sambil menyiram taman, pikiranku teringat kembali ke cerita Bhante tentang keluarga yang terkena musibah tersebut. Keluarga siapakah itu, memgapa ketika bercerita tadi Bhante tampak sangat menjiwai?

"O itu, Bro belum tahu?" tanya Pak Jo keheranan ketika aku sampaikan rasa penasaranku. "Itu cerita tentang Bhante sendiri, Bro."

"Hah? Yang benar, Pak Jo?"

"Benar, Bro. Keluarga itu adalah keluarga Bhante sendiri."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun