Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jangan Cengeng Kalau Jadi Buddhis

15 Juli 2023   05:55 Diperbarui: 15 Juli 2023   05:56 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jangan Cengeng Kalau Jadi Buddhis (gambar: telegraph.co.uk. diolah pribadi)

"Bukan, sayang. Ada 5 alam mustahil pernah kita masuki."

"Kok?"

"Ya, 5 alam itu khusus untuk para anagami, yang sekali masuk ke sana tidak akan pernah keluar lagi kecuali telah meraih Nibbana akhir. Kenyataan kita masih ada di sini berarti kita tidak pernah ke sana, karena kalau pernah artinya kita sudah mencapai Nibbana dan tidak akan ada di sini."

"Tapi, Bibi Lin, sebenarnya apa manfaat dan tujuan dari pengajaran yang memberitahukan kita hal-hal beginian?"

"Beginian yang bagaimana, Blo?" Bibi Lin meminta aku memerinci maksud pertanyaanku.

"Yaa....tentang kita semua sudah pernah tak terhitung lahir-ulang di 31 alam"

"26," koreksi si cantik.

"Oh iya, maaf. Tentang kita sudah pernah lahir-ulang di 26 alam. Jadi ini itu, jadi brahma, dewa, yakkha, peta, asura, manusia, binatang makhluk neraka. Jadi raja, rakyat, penjahat, orang baik, dan seterusnya itu. Buat apa tahu hal-hal begituan? Lagipula, tidak ada bukti ilmiah yang bisa menyokong kebenaran keyakinan ini. Kita hanya sebatas meyakini saja tanpa ada suatu bukti ilmiah bahwa alam-alam itu ada, kecuali tentu saja alam binatang yang memang terlihat jelas bagi kita."

Bibi Lin tersenyum senang, piringnya sudah tandas dan dia mulai meneguk teh yang tersaji di depannya. Teh yang namanya bisa dibikin jadi teka-teki lucu-lucuan: teh apa yang bisa melolong?

"Bibi senang kamu kritis, Blo. Itu pertanyaan yang bagus sekali. Tidak rugi Ayah dan Ibumu mengorbankan banyak duit buat menyekolahkanmu."

Aku mesem-mesem mendengar pujian itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun