Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jangan Cengeng Kalau Jadi Buddhis

15 Juli 2023   05:55 Diperbarui: 15 Juli 2023   05:56 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jangan Cengeng Kalau Jadi Buddhis (gambar: telegraph.co.uk. diolah pribadi)

"Spanyol?"

"Pintar. Dari mana kamu bisa menebak Spanyol?"

"Dari nama dia: Pablo. Orang seperti Bibi Lin pasti tidak akan sembarangan memberi nama."

Bibi Lin tertawa sambil bertepuk tangan. "Blo," dia menoleh kepadaku, "Pacarmu ini cerdas. Kalau kalian nanti akhirnya menikah dan punya anak, Bibi pastikan anak-anak kalian juga cerdas-cerdas."

Aku dan Mallika saling pandang sambil tertawa berderai. Akhirnya, setelah sekian hari, Mallika mulai pulih keceriaannya.

"Tapi setahu saya orang Spanyol mustahil suka sate lilit, jukut ares, jukut urap. Itu semua kan makanannya orang Bali," protesku kepada Bibi.

"Blo, walaupun dia orang Spanyol, bukan berarti seumur-umur hanya tinggal di Spanyol. Kebangsaan dan rasnya boleh bule, tapi ada kemungkinan dia sudah pindah dan lama menetap di sini. Bukankah Bali ini pulau yang digandrungi orang sejagat sebagai tempat tinggal?"

"O iya, ya, ya...Benar. Bisa jadi skenarionya begini: Pablo dulunya bule Spanyol pelancong yang travelling healing-healing ke Bali, lantas menetap di sini, mungkin karena jatuh cinta pada gadis Bali. Dan karena si istri selalu memasakkan kuliner Bali, lama-lama dia jadi doyan. Setelan lidahnya sudah berpindah ke citarasa kuliner Bali sebelum akhirnya meninggal dan kini terlahir sebagai anjing."

Bibi Lin mengangguk sambil memberi jempol ke arahku.

"Blo, Lika, kita semua ini sudah tak terhitung kali lahir-mati di lingkaran Samsara ini. Tak dapat diketahui awalnya, dan mungkin saja tidak ada akhirnya jika kita tidak sadar-sadar juga untuk mulai mencari jalan keluar sejati. Kita sudah pernah menjadi apa pun di 26 alam dalam Samsara ini. Pernah jadi brahma, dewa, yakkha, peta, asura, makhluk neraka, manusia, hewan....Pernah jadi raja, ratu, sultan tajir melintir, rakyat biasa, orang baik, orang jahat...."

"26 alam, Bi, bukan 31?" tanya Mallika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun