Kejadian sepagi ini, mengejutkan warga Perguruan Seputih Awan. Suhu Sangkala, tidak ditemukan di ruang privat meditasi olah akalbudi. Menggaib, tidak terlihat jejak, frekuensi apapun.
Delapan murid khusus, penjaga perpustakaan, sekaligus pendamping Suhu Sangkala, bungkam.
Tujuh Belas murid penjaga Candrasa Suluk Penyair bungkam. Candrasa itu, pusaka utama perguruan, titisan Candrasa Dewa Langit.
Candrasa Suluk Penyair, telah raib pula, ditukar dengan candrasa palsu. Dua puluh satu murid penjaga lingkungan perguruan pun bungkam.
Dua puluh empat pengasuh pendidik para murid pemula kelas junior bungkam.
**
Seluruh warga perguruan berkumpul di pendopo padepokan. Penduduk Desa Alaspurwa Kalajati. Menghadiri upacara resmi Suluk Kebijaksanaan, tradisi perguruan, dengan saksama. Turut prihatin, atas kehilangan candrasa itu.
Upacara berlangsung singkat, khidmat. Pesan murid utama, Red Hawk, kepada semua warga.
"Ikhlas, adalah salah satu fitrah Ilahiah tertinggi."
**
"Nasib perguruan selanjutnya ada pada Kakak, sebagai pewaris mumpuni." Suaramu seperti air terjun Seribu Danau, dilereng pegunungan sisi Utara perguruan. Tempat, kewajiban di pundakku membimbingmu, atas permintaan Suhu Sangkala.