1) Kemampuan untuk membedakan benar dan salah, serta mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama.
2) Komitmen untuk bertindak berdasarkan prinsip-prinsip tersebut,Â
3) Bertanggung jawab atas tindakan, keputusan, dan resiko yang menyertainya tersebut secara publik,
4) Jujur;
5) Konsisten antara ucapan dan tindakan;
7) Mematuhi peraturan dan etika berorganisasi;
8) Kualitas individu untuk mendapatkan rasa hormat dari orang lain;
9) Kepatuhan yang konsisten pada prinsip- prinsip moral yang berlaku di masyarakat;
Indikator perilaku tersebut  menggambarkan bahwa harapan terhadap seseorang yang berintegritas adalah seseorang yang dapat diandalkan dan dipercaya. Integritas secara aktif terinternalisasi sebagai rasa keutuhan dan keseimbangan dalam individu yang menyadari konteks diri dan memiliki keyakinan moral, serta konsisten untuk mewujudkannya kedalam perilaku, tanpa harus merasa malu dan berani untuk menyebarkan keyakinan. Warren Bennis, menekankan bahwa integritas merupakan salah satu kualitas utama dari kepemimpinan yang efektif. Pemimpin yang berintegritas mampu menciptakan kepercayaan di antara orang-orang yang dipimpinnya. Sehingga pada akhirnya integritas menurut C.S. Lewis mendefinisikannya dengan "melakukan hal yang benar, bahkan ketika tidak ada yang melihat". Integritas secara aktif terinternalisasi sebagai rasa keutuhan dan keseimbangan dalam individu yang menyadari konteks diri dan memiliki keyakinan moral, serta konsisten untuk mewujudkannya kedalam perilaku, tanpa harus merasa malu dan berani untuk menyebarkan keyakinannya.
Nilai moral dan prinsip etika merupakan komponen dasar dari pendidikan integritas, tetapi belum hal tersebut pun cukup untuk membuat perubahan yang instan. Dibutuhkan pembentukan kompetensi etis dengan keterampilan-keterampilan tertentu yang aplikatif. Diantaranya adalah kemampuan mendiagnosa kesenjangan integritas, mengidentifikasi masalah dengan pertimbangan etika, memiliki pengetahuan hukum, dan memiliki komitmen, keyakinan serta tanggung jawab moral.
Begitupun dengan integritas akademik, Integritas akademik adalah prinsip moral yang diterapkan dalam lingkungan pendidikan, terutama terkait dengan kebenaran, keadilan dan kejujuran. Integritas  akademik  adalah  bagian  utama  dari  budaya  akademik  (Ronokusumo,2012). Integritas  mengacu  pada  moral  kejujuran  dan self-unity;  dalam  hal  karakter  moral  (Peterson  & Seligman,  2004).  Integritas  akademik  tidak  hanya  berurusan  dengan  pelanggaran,  tetapi  juga tentang melakukan hal yang benar dan bangga dengan kenyataan bahwa seseorang memenuhi standar  moral  tertinggi  dalam  kegiatan  akademik  (Lofstrom,  2016).  Macfarlane  dkk.  (2012)  mendefinisikan  integritas sebagai penghormatan terhadap individu dan semua bentuk kehidupan lainnya. Sehingga jika individu memiliki integritas akademik, ia akan selalu percaya bahwa hasil yang diperoleh dari kemampuan intelektual mereka akan dihargai oleh komunitas akademik di sekitarnya. Menurut Supriyadi (2012), integritas harus didukung dengan nilai-nilai yang perlu dijunjung dalam integritas akademik, nilai-nilai tersebut mencakup enam aspek utama, yaitu meliputi kejujuran (honesty), kepercayaan (trust), keadilan (fairness), menghargai (respect), tanggung jawab (responsibility) dan rendah hati (humble).