Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Trilogi 18 | Who Am I?

4 Juni 2022   10:52 Diperbarui: 4 Juni 2022   11:09 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image by mydramalist

Kak Larisa mencoba untuk menjelaskan sesuatu tapi semua terasa berbelit. Malah membahas soal Ibu dan Ayah yang sudah meninggal sejak aku berusia 3 tahun, lalu merembet ke permasalahannya yang dulu pernah nyaris tak akan melanjutkan pendidikan.

"Aku cuma mau satu jawaban," kataku memotong. "Kakak adalah ibu kandung aku, kan? Orang yang telah melahirkan aku!"

"Iya," jawabnya pelan setelah jeda beberapa detik.

"Tega ya Kakak membohongi aku selama ini."

Saat itu juga aku memilih keluar untuk mencari ketenangan. Setidaknya untuk sekarang, aku masih belum bisa menerima semua kenyataan ini.

***

Aku sengaja mematikan ponsel agar Kak Larisa tidak bisa melacak keberadaanku. Mungkin hal ini akan membuatnya khawatir, tapi setidaknya aku masih bisa jaga diri meski masih mengenakan seragam sekolah yang ditutup jaket.

Sebelumnya aku telah menghubungi Mba Key, salah satu teman terdekat Kakak. Kami sepakat bertemu di foodcourt salah satu mal yang jaraknya cukup jauh dari tempat praktik psikolog tadi. Sesuai janjinya, Mba Key datang seorang diri. Ia tampak sedikit khawatir melihatku yang terlihat masih kebingungan.

"Larisa tadi nelepon. Tapi sesuai perintah kamu, Mba bilang nggak tahu kamu ada di mana. Sebenarnya ini ada apa?"

Melihat remaja tanggung usia 15 yang tiba-tiba datang seorang diri di sini bahkan tanpa memberi tahu siapapun mungkin terlihat mengkhawatirkan untuknya. Jadi tanpa berbasa-basi, aku menceritakan kejadian hari ini.

Tentang aku yang mulai curiga dengan banyaknya kemiripan dengan Kak Larisa. Mulai dari wajah, sifat keras, sampai golongan darah. Mungkin semua kebetulan belaka karena status kami adalah kakak-adik, sampai suatu ketika aku menemukan beberapa foto lawasnya di kamar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun