Mohon tunggu...
gemintang
gemintang Mohon Tunggu... Arsitek - beri aku kertas dan pena, kan kulukis wajah dan kuceritakan kisahnya

mulai saja, sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sirene Hari Tua

21 Oktober 2020   13:27 Diperbarui: 21 Oktober 2020   13:34 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: review.topmaxtech.net

 aku tak mau kau jatuh sakit

 jangan, jangan biarkan itu terjadi

cermin di ujung ranjangku belakangan ini semakin jujur 

 ia menunjukkan rambut rambut putihku!

 ya..ya..aku sedang menua sayang

 dan kau tau, aku semakin cantik dengan keabu-abuan ini

 ditambah lagi gestur wajahku sudah mulai bergaris garis

 dan seandainya saja tiap garis di kening dan di ujung bibir itu mengeluarkan

 huruf huruf, aku yakin huruf huruf itu berbacakan, 'betapa bahagianya

 perempuan dengan satu sayap ini menghabiskan sisa hidupnya

 dengan cinta yang deras seperti air terjun pada laki laki sang pencuri hati'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun