"Di bawah kamu!"
Aku melihat ke rak di bagian bawah, ada seonggok sepatu dekil mirip aku yang terlihat bolong di ujungnya tergeletak, terlihat menyedihkan.
"Kamu yang tadi bicara?"
"Iya, aku sepatu Bintang yang rusak. Tadi aku mau menyapa kamu tapi kamu sudah tertidur tidak lama sehabis Bintang menaruh kamu di rak"
Aku jadi malu sendiri karena cepat sekali tertidur, mungkin karena udara sejuk di ruangan ini yang membuat aku cepat terbang ke alam mimpi.
"Nama aku Buto, kamu siapa?", kataku memperkenalkan diri seramah mungkin.
"Aku tidak ada namanya"
"Kok kamu bisa bolong begitu sih?"
Aku melihat sepatu dekil itu sepertinya enggan menjawab.
"Nanti kamu bakal tahu sendiri lah", katanya acuh tak acuh membuat aku jadi penasaran.
Lampu ruangan mendadak menyala terang. Aku melihat Ningsih membereskan ruangan sambil bersenandung kecil.