Seperti yang aku duga, Bintang adalah seorang anak laki-laki kecil kira-kira berumur sekitar 9 atau 10 tahun. Perawakan nya kurus dan agak kumal. Dia tersenyum lebar sambil menatap aku yang sekarang ada di tangannya.
"Bagus sekali sepatunya bu, aku suka banget. Terima kasih banyak ya bu"
Indah tersenyum, "Sama-sama Bintang. Ibu senang kalau kamu suka sama sepatunya"
Aku melihat wanita yang tadi berbicara dengan Indah keluar dari ruangan belakang dengan membawa beberapa botol yang berisi cairan berwarna hitam, kuning dan coklat untuk kemudian ditaruh di tempat seperti kotak hijau yang cukup besar ukurannya di belakang sepeda. Aku juga melihat beberapa barang sudah tersusun rapih di sana meski aku tidak tahu apa saja itu.
"Mau berangkat bu?", tanya Indah
"Iya Bu Indah, saya harus berangkat sekarang kalau tidak nanti kesiangan. Terima kasih hadiahnya untuk Bintang ya bu"
"Iya Bu Ningsih, sama-sama"
"Bintang, Ibu pergi dulu ya. Kalau kamu mau makan, Ibu sudah siapkan lauk di atas meja makan",kata Ningsih yang rupanya adalah ibu Bintang mengecup kening anaknya.
"Hati-hati bu", sahut Bintang
Ningsih mengangguk sambil tersenyum. Setelah berpamitan dengan Indah, ia bergegas pergi mengendarai sepedanya.
Indah kemudian menghampiri Bintang dan mengelus rambutnya.