"Eh Jeng Rahma ini aneh, sedari tadi ndengerin serius gitu.. haha.." kata Nyonya Martha tertawa, begitu juga Nyonya Ana. Nyonya Rahma tersipu malu. Mereka bertiga pun beranjak menuju lapak Bu Sarti, meninggalkan suami-suami dan anak-anak mereka yang setia menunggu TPS buka di kursi masing-masing.
Bagian 5: Pembukaan TPS
Tepat jam 07.00, TPS pun dibuka. Para warga pun bersiap. Warga yang telah mendapatkan nomor antrian mempersiapkan diri. Para warga yang berdiri di belakang kursi juga bersiap. Begitu pula warga yang tadinya berkumpul di lapak Bu Sarti juga mulai mendekat ke arah TPS.
Bu Sarti segera membereskan cangkir-cangkir dan piring-piring. Ia mengangkutnya ke area cuci piring dan segera mencucuinya. Senyumnya sumringah. Nampaknya omzet lapaknya bisa maksimal. TPS belum buka saja, ia merasa sudah break even point. Sang suami juga masih sibuk menggoreng pisang dan singkong pesanan beberapa warga.
Terbayang laba bersih yang bakal ia dapat sepanjang hari itu.
Catatan:Â
1. nama karakter dan nama desa di dalam cerpen ini adalah fiktif.
2. elemen kotak suara pada ilustrasi dari "INFOGRAFIK: Kotak Suara Berbahan Kardus pada Pemilu 2019"