"Oke sob, segera dilaksanakan..."
Dua mobil berdecit perlahan. Dolare, Dosolsi dan Doredo muncul.
"Semua oke?" tanya Doredo.
Sigit mengangguk. "Para penculik tidak tahu siapa gadis yang mereka culik. Dan mereka menerima akibatnya..." Dia menatap sekilas ke arah Sekar yang masih duduk di trotoar, dan melanjutkan. "Kalian berdua, bawa kedua laki-laki itu ke Rumah Pantai, dan segera interogasi. Lakukan apapun yang bisa kalian lakukan untuk mendapatkan informasi," kata Sigit kepada Doredo dan Dolare.
"Kau, Dosolsi, hubungi bagian forensik. Minta mereka membawa mobil ini ke markas. Aku ingin mereka memeriksa setiap bagian mobil ini. Periksa apapun yang bisa kita dapat..."
"Dan gadis itu?" Dosolsi bertanya sambil menatap Sekar, kemudian menatap Sigit. Matanya bersinar.
"Gadis itu akan aku antar ke rumahnya. Ada yang keberatan?"
Ketiga temannya tertawa. "Oke, silakan mengantarnya, Team Leader. Namun jangan mencoba berbuat nakal jika tak ingin hidungmu berdarah-darah seperti laki-laki itu..."
Sigit ikut tersenyum dan tanpa sadar menyentuh hidungnya.
"Sekar memilih lokasi yang tepat untuk bertindak. Tempat ini sepi. Tak ada yang curiga," kata Doredo.
Sigit mengangguk. Doredo benar. Sekalipun tergolong perumahan elit, lokasi ini lumayan sepi. Kendaraan yang lalu lalang relatif jarang. Bahkan hanya ada satu mobil yang terlihat diparkir di tepi jalan, sekitar 30 meter di belakang mereka.