Mohon tunggu...
Garuda Hitam
Garuda Hitam Mohon Tunggu... profesional -

Garuda Hitam adalah cerita bersambung dengan genre spionase, kombinasi antara Da Vinci Code dengan James Bond, tentang intrik politik dan intelejen tingkat tinggi yang terjadi di tanah air. Kendati beberapa tokoh dan lembaga yang disebut dalam kisah ini benar-benar ada, cerita ini seratus persen fiksi alias khayalan. Kisah ini ditulis secara bergantian oleh Suka Ngeblog, Daun Ilalang dan Hes Hidayat

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[12] Mengejar Penculik, Membelah Senja

6 Mei 2014   14:27 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:49 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pintu mobil di sebelah kiri terbuka. Diikuti munculnya kaki mungil. Dan sesosok tubuh seorang perempuan cantik yang pucat pasi. Sekar. Wajahnya seputih kertas. Dia menggenggam sebuah pistol. Lengan yang memegang pistol itu menggigil.

"Kau tidak apa-apa?" Sigit mendekati Sekar.

Gadis itu mengangguk. "A... Aku tidak apa-apa. Ta... Tapi mereka tidak..."

Sigit melongok ke dalam mobil. Seorang lelaki dengan hidung dan mulut berdarah tersandar di kursi. Di belakang kemudi, seorang lelaki juga terkulai. Kedua lelaki itu tak sadarkan diri.

"Dia... Aku... Dia mau eh... menyentuhku. Aku terpaksa... Aku... Dia..."

"Tak apa-apa, Sekar. Tak apa-apa..." Perlahan Sigit menyentuh lengan gadis itu, dan dengan hati-hati mengambil pistol yang dipegangnya. "Kau hebat. Kau gadis cerdik dan hebat, Sekar. Tenangkan dirimu. Di mobil ada air mineral. Kau pergilah minum dan tenangkan dirimu..."

Sekar melangkah perlahan ke mobil yang dibawa Sigit, mengambil air mineral dan mereguknya sambil duduk di trotoar. Perlahan wajah gadis itu mulai memerah.

***

Sigit mengamati kedua lelaki yang menculik Sekar. Mereka bertubuh kekar dan gempal. Mereka pingsan. Sigit segera memborgol mereka. Dia lalu mengambil smartphonenya dan memotret wajah kedua lelaki itu beberapa kali. Dia kemudian mengaktifkan aplikasi scanner dan mengambil sidik jari. Dia memeriksa dompet. Dompet mereka berisi uang lembaran seratus ribu rupiah lima lembar, disertai KTP dan SIM.

Sigit menscan KTP mereka. Setelah memotret nomor polisi mobil yang dipakai, dia menghubungi Remido.

"Aku mengirimkan foto, sidik jari dan scan KTP dari para penculik. Cari info sebanyak mungkin tentang mereka. Kedua lelaki ini merupakan petunjuk pertama kita untuk kasus ini..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun