Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

13 Makanan Indonesia Favorit Penduduk Jerman

27 Januari 2016   17:30 Diperbarui: 28 Januari 2016   10:32 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13. Kacang atom

Untuk kletikan, finger food, saya ingin ada kacang merah pedas. Karena tidak ada persediaan di toko, kami beli kacang atom putih. Kacang atom adalah makanan kecil kesukaan saya waktu kanak-kanak. Dibungkusnya pakai contong dari kertas. Seingat saya nama penjualnya bu Djalal.

Nah, kacang atom rasanya ada bawangnya, beberapa orang Jerman ada yang tidak suka karena nanti mulutnya bau.

Setiap meja diberi dua toples kacang atom. Ada 5 meja panjang. Akhirnya, dari 10 toples tinggal 5 toples saja. Dibagi teman dan dimakan sendiri ....

Hmmm... heboh kan menampilkan makanan Indonesia pilihan untuk penduduk Jerman. Dengan keterbatasan yang ada, tetap enjoy. OK. Kalau ada favorit pasti ada yang tidak favorit dong. Betul. Selain makanan yang disajikan itu, ada beberapa yang sisa. Hiks:

1.    Bakso

Kami membuatnya pada hari Sabtu 9 Januari 2016 pukul 00.00-02.00. Tiga kilogram daging giling sapi, 1,5 kg daging ayam. Dicampur, diberi bumbu bubuk bawang merah, bawang putih, garam, merica dan tepung. Dimixer sampai lembut lalu dibuat bola-bola kecil. Duhhh... romantis, ngglindingi berdua.

“Pak, kalau tahu suruh bikin bakso begini... dulu aku nggak usah sekolah tinggi-tinggi.“ Mata saya sudah pedes. Lima watt tapi suami paksa bikin baksonya saat itu juga.

“Lho, nanti anaknya goblok.“ Suami saya protes. Maksud dia, anak-anak biar tidak bodoh karena ada yang jadi guru di rumah.

“Oh, iya... ya... kalau ibunya nggak pinter apalagi anaknya ya, pak?“ Hahahahha ... saya ngakak.

Biasanya, setelah gelindingan bakso masuk air mendidih, air dibuang dan sup akan dibuat baru kemudian. Barangkali, lidah suami yang mencicipi membuat supnya ngiler. Baksonya masih enak, kok kata anak-anak dan Helena. Oh... Sup bakso, bauuuuu! Atau itu kesalahan saya nggak manasin berkali-kali setelah pukul 02.00 itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun