13. Kacang atom
Untuk kletikan, finger food, saya ingin ada kacang merah pedas. Karena tidak ada persediaan di toko, kami beli kacang atom putih. Kacang atom adalah makanan kecil kesukaan saya waktu kanak-kanak. Dibungkusnya pakai contong dari kertas. Seingat saya nama penjualnya bu Djalal.
Nah, kacang atom rasanya ada bawangnya, beberapa orang Jerman ada yang tidak suka karena nanti mulutnya bau.
Setiap meja diberi dua toples kacang atom. Ada 5 meja panjang. Akhirnya, dari 10 toples tinggal 5 toples saja. Dibagi teman dan dimakan sendiri ....
Hmmm... heboh kan menampilkan makanan Indonesia pilihan untuk penduduk Jerman. Dengan keterbatasan yang ada, tetap enjoy. OK. Kalau ada favorit pasti ada yang tidak favorit dong. Betul. Selain makanan yang disajikan itu, ada beberapa yang sisa. Hiks:
1. Bakso
Kami membuatnya pada hari Sabtu 9 Januari 2016 pukul 00.00-02.00. Tiga kilogram daging giling sapi, 1,5 kg daging ayam. Dicampur, diberi bumbu bubuk bawang merah, bawang putih, garam, merica dan tepung. Dimixer sampai lembut lalu dibuat bola-bola kecil. Duhhh... romantis, ngglindingi berdua.
“Pak, kalau tahu suruh bikin bakso begini... dulu aku nggak usah sekolah tinggi-tinggi.“ Mata saya sudah pedes. Lima watt tapi suami paksa bikin baksonya saat itu juga.
“Lho, nanti anaknya goblok.“ Suami saya protes. Maksud dia, anak-anak biar tidak bodoh karena ada yang jadi guru di rumah.
“Oh, iya... ya... kalau ibunya nggak pinter apalagi anaknya ya, pak?“ Hahahahha ... saya ngakak.
Biasanya, setelah gelindingan bakso masuk air mendidih, air dibuang dan sup akan dibuat baru kemudian. Barangkali, lidah suami yang mencicipi membuat supnya ngiler. Baksonya masih enak, kok kata anak-anak dan Helena. Oh... Sup bakso, bauuuuu! Atau itu kesalahan saya nggak manasin berkali-kali setelah pukul 02.00 itu.