Mohon tunggu...
GABRIELLA SWASTIKASITEPU
GABRIELLA SWASTIKASITEPU Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Content creator

Content creator

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Corona dan Jodoh

7 Juli 2021   20:06 Diperbarui: 7 Juli 2021   20:10 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku menerima HP dari Om Bram. Ada video kak Cica, dan aku memutarnya.

"Selamat pagi semuanya, ya hari ini disini pagi. Ini Cica yang positif corona, pagi ini saya merasakan sesak lagi, makanan tiba-tiba gak ada rasanya. Saya tidak tau ini bisa jadi kabar baik atau kabar buruk, tapi jika ini kabar buruk, saya punya 1 permintaan terakhir dan terpenting. Saya mau Frans dan Vina segera menikah ketika saya sudah meninggal. Saya sudah memberitahu hal ini sebelumnya ke Frans dan keluarga melalui video call, disaksikan juga oleh keluarga saya, Frans dan Zio. Zio dan keluarga puji Tuhan menerima permintaan saya. Saya juga sudah menjelaskan hal ini kepada Zio. Saya minta maaf ke Vina belum menghubungi, karena .." aku langsung menghentikan video tersebut dan menyerahkan kembali HP ke om Bram.

Aku menunduk dan air mataku menetes.

Aku menarik napas dalam-dalam untuk bisa mencerna kembali kejadian malam ini.

"Om, saya..saya boleh dikasih waktu sebentar, saya mau ngobrol dengan kak Frans" kataku menahan tangis. Om Bram mengangguk. Aku menarik tangan kak Frans ke dapur.

"Huh.... oke, Kak maksud kak Cica apa sih, trus kak Cica mana?" tanyaku.

"Cica sudah meninggalkan kita semua 3 hari yang lalu, kami semua gak bisa menghadiri pemakamannya. Maaf aku gak ngasih tau kamu. Semua orang tau kamu dan Cica udah kayak kakak adik, gak ada yang tega ngomong hal ini secara langsung ke kamu, bahkan Zio sekalipun."

Seketika itu juga aku langsung jatuh ke lantai, dadaku sesak sekali mendengar semuanya. Memang benar aku dan kak Cica sangat dekat, itu karena aku anak tunggal dan kak Cica mempunyai 2 adik. Aku sering nginap di rumahnya, bahkan ketika pandemi di bulan pertama, aku karantina di rumahnya selama 1 minggu.

"Terus saat ini Zio dan keluarganya dimana?" tanyaku sambil menangis.

"Zio dan keluarga perlu waktu untuk menenangkan diri, mereka ke Sukabumi" Singkat, padat, jelas. Harusnya aku bisa memahami isi pembicaraan ini, namun malam ini daya tangkap ku melemah.

"Kenapa Zio menerima ini semua?" tanyaku agak marah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun